BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Raungan suara bising menggema di Jalan Cut Nyak Dien, tepatnya di antara Pustaka Wilayah (Puswil) dan Kantor Pemprov Riau. Rauangan bising itu bersumber dari knalpot sepeda motor yang sudah di modif.
Sebelum suara kenalpot itu meraung, ancang-ancang pengendara sudah terlihat. Setelah kontak dan mesin dinyalakan, kendali gas sepeda motor itu ditarik sekencang-kencangnya, dan sengaja dimainkan beberapa kali.
Mereka akan bertanding dalam sebuah pertarungan illegal, balap liar. Dan Itu disaksikan langsung oleh bertuahpos.com pada suatu malam pertengahan pekan lalu.
Suasana malam di kawasan ini mendadak ramai kalau kaula muda akan melakukan aksi balap liar. Malam itu ada sekitar 20 kendaraan. Mereka akan menguji nyali dengan kuda besi itu.
Ini bukan pertarungan untuk merebutkan medali emas atau piagam penghargaan. Ini pertarungan uji nyali untuk mendapatkan pengakuan dari rekan-rekan di komunitasnya.
Setiap perlombaan, 2 hingga 4 motor bertarung dalam satu pertandingan, malam itu. Setelah itu gantian dengan motor lain yang sudah antre menunggu giliran.
Dilihat dari umurnya, atlet pembalam illegal ini masih mereka dengan usia remaja. Bahkan masih tampak seperti anak-anak duduk di bangku sekolah.
Aksi mereka kadang bikin geleng kepala. Sungguh berani dan penuh risiko. Para pembalap ini menggunakan peralatan jauh dari standar seorang pembalap. Mereka hanya memakai pakaian seadanya. Ya begitulah, namanya juga balap liar.
“Kadang-kadang malah tidak mengenakan baju. Kap sepeda motor dilepas,†kata Risky, salah seorang pengunjung yang melihat aksi balap liar itu. Dalam beberapa kesempatan, kadang dia imbrung dan juga ikut balap.
“Untuk senang-senang aja, bang. Semacam pengakuanlah. Kalau balam itu, gengsinya di mata kawan-kawan agak naik. Oh, anak balab. Terutama di tengah orang-orang balap,†kata seorang pembalap liar kepada bertuahpos.com malam itu.
“Dimarah, ya sudah sering. Namanya juga balap liar. Kadang kami juga sering-kejaran dengan polisi. Unjuk senang-senang aja. Suntuk di rumah, kadang bosan juga nongkrong terus dengan kawan-kawan. Sesekali ikut balap.â€
“Jatuh itu risiko. Karena balap kayak gini enggak ada persiapan. Kalau enggak mau jatuh jangan ikut balam. Orang bawa motor pelan saja bisa jatuh, bang,†sambungnya.
Tidak jarang pengendera yang lewat “jantungan†dibuatnya. Apalagi suara bising kendaraan itu sangat mengganggu ketertiban umum. Dari pengakuan warga sekitar, hampir setiap malam balapan liar digelar di Jalan Cut Nyak Dien, tepatnya di sekitaran Pustaka Wilayah Soeman HS Pekanbaru.
“Hampir setiap hari (malam), biasanya mulai pukul 9Â malam selesai pukul 10Â malam. Kepolisian gak pernah ada. Kepolisian datangnya jam 12an. Ya mana ada lagi mereka, sudah bubarlah. Pengendara lain yang kasihan, kadang mereka putar arah takut ketabrak,” ujar salah seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya. (bpc9)
Ikuti terus #liputankhusus edisi akhir pekan di bertuahpos.com