BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Proyek pembuatan nama Taman Median JL. T. Tambusai di Jalan Tuanku Tambusai Ujung, diperkirakaan menghabiskan uang hingga puluhan juta rupiah. Proyek taman ini dianggap aneh, karena terpajang namanya saja, sementara tamannya sendiri belum ada.Â
Untuk mengetahui besaran dana yang dikucurkan untuk pembuatan nama taman tersebut, bertuahpos.com melakukan penelusuran kepada beberapa unit usaha reklame yang biasa mengerjakan proyek seperti ini.
Diketahui bahwa bahan dasar untuk pembuatan nama taman itu berasal dari bahan Galvanis. Galvanisasi adalah proses pemberian lapisan seng pelindung untuk besi dan baja. Tujuannya agar bahan tersebut tak berkarat jika terkena panas dan hujan.
Untuk membuat huruf dengan bahan dari galvanis paling murah Rp15 ribu per centimeter. Sedangkan huruf yang ada di Taman Median JL. T. Tambusai ini tingginya sekitar 1 meter. Artinya untuk satu huruf saja menghabiskan duit sekitar Rp1,7 juta. Ini sudah termasuk dengan besi penyangga.Â
“Rp15 ribu itu sudah harga yang paling murah ya bang. Kalau abang ambil untung bisa saja harga Rp20-Rp30 ribu,” kata Ilyas, salah seorang pengusaha reklame di kawasan Pangerah Hidayat Pekanbaru, Senin (22/1/2018).Â
Baca:Â Dinas PUPR Riau Sebut Taman Median JL. T. Tambusai Tak Berizin
Huruf di Taman Median JL. T. Tambusai lebih kurang ada 22 huruf dan 2 buah titik. Jika di totalkan ada sekitar 24 buah yang harus dicetak. Artinya menghabiskan dana sekitar Rp40,8 juta.Â
Maka hitungan kasar untuk total pembuatan taman itu diperkirakan habis sekitar Rp 70 juta, sudah termasuk dengan bahan cor, cat, lampu penerang jalan 10 buah dan selang pangeran air sebanyak 10 buah. Ini di luar gaji pekerja.Â
Angka serupa juga ditemukan bertuahpos.com di 5 tempat usaha reklame. Bahkan ada yang patok harga lebih tinggi, yakni Rp50 ribu per centimeter.Â
Pembuatan taman ini kini mesterius karena belum diketahui proyek siapa. Kepada Dinas LHK Kota Pekanbaru Zulfikri menduga itu proyeksi Provinsi, sebab taman tersebut berada di jalan milik provinsi.Â
“Mungkin itu (proyek) punya Dinas PUPR Provinsi Riau karena kan itu jalur punya mereka,” katanya.Â
Tapi, kepada bertuahpos.com, Kepala Dinas PUPR Riau Dadang Eko Purwanto memastikan itu bukan proyeksi di Satkernya.Â
“Itu bukan proyek kami. Bahkan izinnya saja tak ada masuk ke kami. Mungkin di Satker lain,” kata Dadang. (bpc3)