BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau menilai meski ada upaya dari pemerintah untuk memberantas korupsi di lingkungan instasinya, kasus korupsi tetap masih sulit untuk dihentikan.Â
Koordinator Fitra Riau, Usman bahkan melempar guyonan dalam pertemuan diseminasi hasil survei nasional Anti-Korupsi, bahwa koruspi di Riau itu seperti musim.Â
“Ada tiga musim yang terkenal di Riau ini. Pertama musim kering dengan asapnya. Kedua musim hujan dengan banjirnya, dan ketiga musim korupsi yang dikenal selalu saja terjadi sepanjang tahun,” katanya, Senin (31/7/2017).Â
Sebelumnya, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Poling Center, bahwa survei anti korupsi di Provinsi Riau masih sangat tinggi. Warga Riau terus pesimis terhadap tren korupsi. Suap kecil seperti gratifikasi merupakan bentuk korupsi yang paling umum. 78% masyarakat Riau menyatakan bahwa praktik suap terus dianggap sebagai sesuatu yang tidak wajar. Bahkan masyarakat Riau lebih tidak bertoleransi dibanding masyarakat Indonesia pada umumnya.Â
Dalam catatan Fitra Riau sendiri, sepanjang 2008 hingga 2017 ini, ada sebanyak 36 kasus korupsi yang tertangkap KPK. Itu terjadi disemua daerah di Provinsi Riau.Â
Baca:Â Polisi di Riau Dituding Sering Minta Uang Tidak Resmi
Dia melihat, masalah korupsi memang sudah menggerogoti di semua lini di instansi pemerintah daerah di Riau, tanpa terkecuali. Bahkan kasus korupsi itu juga melibatkan pejabat birokrasi, swasta, politisi bahkan sampai kepada pejabat desa.Â
“Masalah ini merupakan problem mendasar bagi Pemprov Riau. Sehingga banyak yang meyakini bahwa ini ada semacam kutukan Sumber Daya Alam. Korupsi di Riau terjadi dari hal kecil hingga besar, melibatkan pengelolaan keuangan daerah. Korupsi terjadi pada pelayanan administrasi publik. Pelakunya mulai dari RT, desa hingga pejabat dinas tertentu,” tambahnya. (bpc3)