BERTUAHPOS.COM (BPC), LIMAPULUH KOTA – Serangan ulat “Gerayak” pada padi masyarakat di Jorong Satu, Nagari Koto Bangun, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota, Propinsi Sumatera Barat, membuat petani padi merugi puluhan ton.
Normalnya dalam satu hektare lahan padi masyarakat petani bisa panen 4-5 ton. Kini ulat membuat 28 haktera sawah masyarakat nyaris gagal panen. Bisa dipastikan sedikitnya 4 -5 hektare lahan menjadi puso alias gagal panen.
“Biasanya kalau normal bisa penan 4-5 ton perhektare. Tapi kini karena ada serangan ulat membuat petani rugi. Beruntung serangan hama ulat kini sudah dapat dikendalikan, sehingga kerugian lebih besar bisa dihindari,” jelas Walinagari Koto Bangun, Dt. Sutan Pengulu, kepada awak media.
Sementara petani yang padinya diserang hama ulat belum tergabung dengan asuransi usaha tani padi.
Akibatnya masyarakat petani harus menanggung kerugian sendiri. “Untuk petani kita di Jorong Satu khusus yang padinya terserang hama ulat memang belum tergabung dengan asuransi usaha tani padi.
Jadi kita harapkan semoga kedepan petani padi kita tergabung dengan asuransi,” jelas Kepala Dinas Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Limapuluh KOta, Afrizul Nazar, kepada awak media pasca turunya brigade dari propinsi Sumbar mengendalikan hama ulat.
Dia menyebut, untuk Kabupaten Limapuluh KOta tahun 2016 sedikitnya ada 5000 hektare lahan pertanian yang sudah tercaver asuransi usaha tani padi pada Asuransi Jasindo. Untuk tahun 2017 ini ditargetkan 4000 haktare lahan pertanian padi bergabung dengan asuransi.
“Jika kita tergabung dalam asuransi, dimana kita membayar klem satu hektare setiap kali musim tanam hanya Rp 36 ribu. Nah keuntungan yang kita dapat bila diserang hama atau puso, bisa mendapat Rp 6 juta perhektare,” sebutnya mengajak petani padi bergabung dengan asuransi usaha tani padi. (bpc15)