BERTUAHPOS.COM (BPC) – Pemerintah diharapkan bisa mendorong pemasaran produk unggulan seperti minyak kelapa sawit. Hal ini sekeligus memanfaatkan momentum mulai membaiknya perekonomian dunia, serta adanya tren permintaan minyak sawit di negeri di Eropa dan negeri Paman Sam Amerika.
Harapan itu disampaikan oleh Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono, kemarin di Jakarta Selasa (31/1/2017).
“Untuk menggenjot pemasukan devisa, pemerintah seharusnya ikut membantu pemasaran produk unggulan seperti minyak sawit dengan memperbaiki instrumen perdagangan melalui kerjasama bilateral yang jelas lebih menguntungkan dan lebih fair†jelas Joko.
Joko menjelaskan, Amerika Serikat mencatatkan peningkatan impor minyak sawit dari Indonesia yang signifikan yakni sebesar 43 persen atau dari 758,55 ribu ton pada 2015, dan menjadi 1,08 juta ton pada 2016. Sementara peningkatan permintaan minyak sawit juga terjadi di daratan Eropa.
“Negara-negara Uni Eropa juga mencatatkan kenaikan permintaan sebesar tiga persen dari sebelumnya 4,2 juta ton menjadi 4,4 juta ton pada 2016.†tambah Joko.
Secara nilai, pada 2016 industri sawit menyumbangkan devisa sebesar 18,1 miliar dolar AS, atau senilai Rp 250 triliun. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar tiga persen jika dibandingkan dengan nilai ekspor minyak sawit 2015 sebesar 18,67 miliar dolar AS.
Sebaliknya negara utama pengimpor minyak sawit asal Indonesia yaitu India, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Pakistan mencatatkan penurunan permintaan. Tiongkok mencatatkan penurunan cukup signifikan sebesar 19 persen atau dari 3,99 juta ton menjadi 3,23 juta ton.
Permintaan minyak sawit dari Pakistan pada 2016 turun sebesar 5,5 persen atau dari 2,19 juta ton turun menjadi 2,07 juta ton. Untuk India tercatat mengalami penurunan tipis sebesar 0,3 persen atau dari 5,8 juta ton menjadi 5,78 juta ton pada 2016.
Dari data GAPKI diprediksi pada 2017 produksi CPO dalam negeri mencapai 35,5 juta ton dan Palm Kernel Oil (PKO) sebesar 3,2 juta ton.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, minyak sawit merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar di Indonesia dengan nilai Rp 250 triliun setiap tahunnya.
Mentan berpesan agar pengusaha meningkatkan produktivitas petani plasma kelapa sawit. Dia juga berharap, pengusaha segera mengikuti Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO), kebijakan yang diambil Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia.
“Kami juga mengharapkan segera dilakukan konversi dari crude palm oil (CPO) menjadi biodiesel 20 (B20), kurang lebih sampai akhir tahun mencapai 2,8 – 3 juta,†katanya di acara dinner 12th IPOC (Indonesian Palm Oil Conference) and 2017 Price Outlook di The Westin Resort Nusa Dua, Bali. (nasionalisme.co)