BERTUAHPOS.COMÂ (BPC), PEKANBARU – Sejumlah insan pers di Riau melakukan aksi solidaritas terhadap kasus penganiayaan wartawan yang dilakukan oleh Prajurit TNI AU di Medan Sumatera Utara. Aksi unjuk rasa ini berlangsung di depan kantor Gubernur Riau, Selasa (16/08/2016).
Wartawan di Riau mengutuk tindakan keji yang dilakukan oleh oknum aparat tersebut, mengingat para jurnalis yang bekerja dilindungi undang-undang. Namun demikian kasus penganiayaan seperti ini terus terjadi selama tidak ada tindakan tegas terhadap oknum yang melakukan tindakan tersebut.
“Kami mengutuk tindakan yang dilakukan oleh oknum TNI AU yang telah melakukan penganiayaan terhadap wartawan di Medan. Tindakan itu membuktikan bahwa mental aparat adalah mental begal,” kata Satria Batubara dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Wilayah Riau.
Dia menambahkan tindakan kekerasan kepada wartawan sudah seringkali terjadi. Namun tindakan dan penegakan hukum tidak pernah dilakukan oleh pihak yang berwajib. Walau bagaimanapun, insan pers di Riau tetap akan melakukan kerja dan tugasnya sebagai kontroling publik.
Menurutnya, tugas peliputan yang dilakukan oleh wartawan sah di mata hukum dan harus menadapat perlindungan. Insan pers di Riau meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk melakukan evaluasi terhadap mental aparat negara. Sebab tindakan yang sudah dilakukan oleh oknum TNI AU telah membuktikan bahwa revolusi mental, gagal.
Bukan sekali ini saja perilaku kejam dan anarkis di lakukan oleh aparat. Ini contoh buruk dan harusnya tidak terulang. Kami minta presiden untuk evaluasi. Mental aparat harus dibersihkan dulu. Mana revolusi mental yang di gembar gemborkan oleh presiden,” katanya.
Kado HUT RI 71
Atas peristiwa itu, negara telah menghadiahkan kado hari jadi Indonesia yang ke 71 dengan bingkisan pedih yang membekas di hati insan pers Indonesia. Aksi dilanjutkan ke Lanut Roesmin Nurjadin Pekanbaru.
Seperti yang diberitakan di banyak media sebelumnya, tindakan penganiayaan terhadap wartawan di Medan itu berawal dari aksi bentrokan yang terjadi antara warga Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia dengan prajurit TNI AU, Senin kemarin. Akibat kejadian itu, dua orang jurnalis yaitu Array Argus dan Andry Safrin turut menjadi korban keberingasan prajurit TNI AU.
Awalnya para awak media melakukan peliputan aksi unjuk rasa warga yang ingin mempertahankan tanah mereka yang akan dijadikan rusunawa. Tiba-tiba bentrokan pecah antara warga dengan prajurit TNI AU. Array beserta Andri Safrin, dan beberapa jurnalis lainnya pun turut diserang secara beringas oleh prajurit TNI AU dengan menggunakan kayu, pentungan, tombak, dan senjata laras panjang.
Penulis: Melba