BERTUAHPOS.COM(BPC) – Terlepas dari dampak negatifnya, Ada sisi positif dari proses penciptaan game ini. Perlu Waktu Bertahun-tahun untuk menciptakan sukses satu malam. Butuh waktu butuh proses, bahkan proses untuk menciptakan sistem game ini dimulai dari sejak 20 tahun lalu.
Belum lengkap rasanya memainkan game yang tengah naik daun, Pokémon GO, tanpa mengetahui perjalanan panjang dari sang kreatornya, John Hanke. Pria kelahiran San Fransisco, Amerika Serikat ini harus melalui 20 tahun sebelum mencapai sukses dengan game ciptaannya.
Perjalanan Hanke dalam membuat game telah dimulai sejak 1996, sewaktu ia masih di bangku kuliah. Game pertama yang diciptakan dengan genre MMO (massive multiplayer online) adalah Meridian 59. Lalu game tersebut dijual kepada perusahaan 3DO agar dirinya fokus ke proyek selanjutnya.
Karya Hanke selanjutnya adalah game Keyhole dengan konsep AR pertama di dunia. Di game ini, ia memungkinkan pemain menikmati gabungan konsep pemetaan dunia dari udara secara 3D. Upayanya berbuah manis karena Google meliriknya.
Raksasa teknologi dunia itu membeli karya Keyhole miliknya dan kemudian mengubah namanya menjadi Google Earth sejak 2005. Hingga tahun 2010, Hanke bekerja di tim Google Geo untuk menciptakan Google Maps dan Google Street View.
Dari pengalamannya dalam memetakan dunia, akhirnya ia membentuk Niantic Labs, tim developer yang dibiayai Google untuk membangun game dengan konsep pemetaan. Pemilihan namanya pun tidak sembarangan.
Nama Niantic Labs terinspirasi dari kapal besar bernama Niantic selama masa penambangan emas dan berpengalaman terseok-seok di lautan. Dari proses tersebut akhirnya terbentuk San Fransisco. Dunia nampak keren terlihat dari atas, meski melalui internet. Dan kamu tidak pernah mengetahui kapan kesuksesan akan tercipta dari hal itu.
Langkah selanjutnya yang ditempuh Hanke adalah membuat game pertama Niantic Labs dengan judul Ingress di tahun 2012. Game ini berawal dari keinginan Hanke saat pergi berangkat dan pulang bekerja di Google untuk bisa menampilkan suasana yang berbeda melalui layanan berbasis lokasi.
Kemudian di 2014 Google dan Hanke membuat lelucon untuk menangkap Pokémon melalui aplikasi Google Maps. Dari yang awalnya sekadar lelucon ini, Hanke berpikir untuk merealisasikan idenya menjadi game.
Awal pembuatan Pokémon GO berawal dari dari titik-titik lokasi yang paling banyak digunakan oleh pemain Ingress dan menjadikan titik tersebut menjadi Pokéstop dan Gym di Pokémon GO.
Dalam mengembangkan game tersebut, ia mengantongi pendanaan sebesar US$25 juta (sekitar Rp327,3 miliar) dari Google, Nintendo, Pokémon Company, dan investor lainnya. Lalu dari Desember 2015 hingga Februari 2016 Hanke mengembangkan game Pokémon Go bersama dengan 40 orang tim di dalamnya.
Akhirnya pada 6 Juli 2016 Hanke resmi meluncurkan Pokémon Go di Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru. Sejak peluncurannya, saham Nintendo meroket naik hingga US$12 miliar (sekitar Rp157 triliun) dan mendapat keuntungan lebih dari US$2 juta (sekitar Rp26 miliar) melalui in-app purchase dalam semalam.
Fenoma kesuksesan Pokémon GO dalam semalam peluncurannya merupakan hasil 20 tahun pengalaman dari John Hanke. Selama dua dekade, Hanke berambisi untuk menciptakan game berbasis geo-tagging dan menjalani setiap pengalamannya bersama tim baru dan pengetahuan yang diraihnya.
Satu hal yang patut diambil dari kisah hidup Hanke adalah fokus pada ambisi dan terus berupaya untuk menggapainya. Mengejar passion, bila dilakukan secara total juga bisa menjadi sebuah bisnis yang menjanjikan.