BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Dinas Kesehatan Provinsi Riau turut serta dalam pantauan takjil yang dilakukan di tiga lokasi, yakni Bazar KNPI didepan rumah dinas wali kota, jalan pelajar dan jalan Ronggo Warsito.
Kadiskes Riau Andra Syafril kepada bertuahpos.com mengatakan, pantauan takjil yang dilakukan pada Rabu sore kemarin merupakan bentuk kolaborasi antara Pemprov Riau dengan Pemko Pekanbaru, untuk mengantisipasi banyaknya pedagang yang memakai zat berbahaya untuk campuran makanan.
“Dari sisi kesehatan yang kita ketahui, ada pembelajaran yang harus diberikan kepada masyarakat dan pedagang. Karena banyak kita temukan makanan kemasan yang dibuat sendiri. Apakah terdaftar atau tidak,” kata Andra.
Terkait ditemukannya makanan pisang coklat yang mengandung boraks, Diskes sendori meminta agar hal ini segera ditelusursi. Berdasarkan keterangan Andra boraks ini jika dicampur dengan makanan teksturnya akan menjadi kenual.
“Bahaya kandungan boraks ini jika dimakan oleh masyarakat apa lagi dikonsumsi terlalu banyak, akan merusak fungsi pencernaan, ginjal, dan kalau terpapar bisa menyebabkan kanker,” jelasnya.
Selain masyarakat harus menghindari makanan yang mengandung boraks, pihaknya juga meminta agar masyarakat juga waspada terhadap zat Rodamin B, Metanil Yellow dan Formalin.
“Secara kasat mata mereka dapat dilihat. Tapi saya melihat masyaralat dan penualan cukup cerdas. Karena makanan yang dibuat tahan sampai satu hari dan jika tidak habis tidak akan dijual,” paparnya.
Untuk itu, barang bukti yang mengandung boraks akan ditelusuri oleh pihak Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan. “Tidak ada sanksi hanya sebatas himbauan dan ini tidak hanya di Pekanbaru saja dilakukan tapi akan berkelanjutan di seluruh kabupaten kota,” tutupnya.
Penulis: Iqbal
Â