BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Belum jelasnya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Riau membuat Real Estate Indonesia (REI) pesimis mencapai target mendirikan Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Tahun 2016 ini REI menargetkan pendirian 8.000 unit Rumah Tapak Sederhana (RTS).
Hal itu disampaikan Ketua REI Riau, Arman Tambi kepada kru bertuahpos.com. “Kalau RTRW belum juga selesai ditambah perekonomian seperti ini, sulit capai target,†sebutnya.
Apalagi di tengah perekonomian yang sedang lesu, membuat daya beli masyarakat turun. Terutama Riau yang sampai sekarang masih ditopang penghasilan dari sektor perkebunan dan migas. “Kemaren buah sawit banyak, harganya jatuh. Sekarang harga sudah naik buahnya tidak ada sedang masa trek. Jadi memang kemampuan beli itu tidak ada, dan kita tidak bisa paksa orang beli rumah walau memang sedang butuh,†kata Tambi.
Untuk itu, Tambi berharap agar RTRW bisa segera diselesaikan, sehingga ada kepastian hukum bagi para investor. Sebab kebutuhan akan rumah khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Riau masih sangat tinggi. “Kita harapkan secepatnya diselesaikan RTRW. Untuk rekan perbankkan supaya tetap bisa mendukung para pengembang,†ujar Tambi.
Disampaikan Tambi saat ini bisnis properti di Riau masih sangat prospek. Terutama untuk berinvestasi jangka Panjang. Sebab harga rumah tiap tahunnya selalu naik. “Tidak hanya Pekanbaru. Hampir semua daerah masih prospek,†sebut Tambi.
Developer yang bergabung di REI Riau mulai mengembangkan pembangunan di tiga daerah, yakni Kabupaten Kampar, Duri, dan Pelalawan. Hal itu karena harga tanah masih lebih murah dan masih banyak ketersedian tempat. Sedangkan di Pekanbaru harga tanah sudah mahal, belum lagi Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru sementara ini tidak mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang baru.
Untuk itu A Tambi berharap dukungan dari pemerintah baik kemudahan regulasi, harga lahan terjangkau, biaya material stabil dan upah buruh yang memadai. “Karena kalau pengembang banyak keluar cost untuk mendirikan bangunan. Maka harga rumah tidak mungkin bisa murah,†harap Tambi.
Penulis: Riki