BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Meningkatnya pertumbuhan bisnis perhotelan di Pekanbaru jelas menjadi sektor yang terbilang subur di tahun 2016 ini. Sebab, selain kamar, beberapa hotel juga menyajikan tempat hiburan yang tidak banyak tersedia di Pekanbaru.
Namun, terkait imbauan Walikota tentang pengurangan jadwal operasional pada tempat hiburan termasuk tempat hiburan di perhotelan saat bulan suci kemarin jelas akan berdampak pada tingkat kunjungan hotel.
Menanggapi hal tersebut Ketua PHRI Riau Ondi Sukmara mengatakan, imbauan Walikota terkait pengurangan jam operasional tempat hiburan saat bulan puasa tentu memiliki pengaruh.
“Bukan tidak berpengaruh, jelas ada pengaruhnya meskipun hanya 20 persen dan itu terjadi di KTV bukan tingkat hinian kamar,” sebut Ondi Rabu (18/05/2016).
Sedangkan untuk tingkat kunjungan hotel pada dasarnya memiliki kaitan dengan jumlah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak swasta dan pemerintahan.
“Biasanya saat bulan suci Ramadan pihak pemerintahan yang paling banyak melaksanakan berbagai kegiatan di hotel tidak dengan sendirinya akan mengurangi jadwal acara, sehingga pengaruhnya terhadap tingkat hunian turun 20 – 30 persen. Hal tersebut setiap tahun selalu dialami saat bulan suci ramadhan,” tambah Ondi.
Berdasarkan data yang bertuahpos.com himpun dari Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), pada tahun 2015 di bulan suci Ramadan tepatnya pada bulan Juli hingga Agustus total kunjungan untuk 24 hotel bintang 3 – 5 di Pekanbaru hanya mencapai 45.573. Kembali mengalami peningkatan saat usai lebaran menjadi 64.655 kunjungan pada Agustus 2015.
Sementara jika dibandingkan dengan bulan sebelum dan sesudah puasa rata-rata tingkat kunjungan hotel berkisar di angka 5.000 hingga 6.000.
Sejalan dengan hal tersebut, Iwan Juansya Food and Beverage Hotel Furaya yang kerap menangani berbagai iven dan restoran di Hotel Furaya Pekanbaru mengatakan, jika dibandingkan dengan tahun lalu, bulan puasa tahun ini jauh lebih baik.
“Tahun ini beberapa iven ada juga yang diselenggarakan pada bulan puasa, lebih baik dari tahun lalu,” sebut Iwan.
Namun dari segi restoran dan coffee shop di Hotel Furaya justru lebih sepi dari hari biasanya. “Orang lebih cenderung ke iven kalau di Furaya sementara paket buka puasa masih belum begitu, karena masyarakat masih beranggapan di Furaya kental dengan Chinesee Food, padahal tidak begitu,” jelas Iwan Juansya.
Namun, Ondi Sukmara sebagai Ketua PHRI Riau menilai kondisi tersebut wajar dialami setiap hotel di Pekanbaru khususnya.
“Untuk hiburan mungkin berkurang, tapi selain hiburan hotel juga menjual fasilitas lain seperti makanan di acara buka puasa, beberapa hotel justru dapat keuntungan dari momen ini, tapi tidak dapat dikatakan juga kalau imbauan itu tidak berpengaruh sama sekali pada usaha perhotelan,” tutup Ondi.
Penulis: Nova