BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Meski kualitas kedelai lokal jauh dibanding kualitas kedelai impor, para pelaku usaha lebih memilih kedelai lokal sebagai bahan baku untuk pembuatan tempe.
Menurut Rina, salah seorang pengusaha tempe di Pekanbaru, mengatakan, sebagain besar para penggerak usaha bisnis tempe lebih memilih tempe lokal karena harga jauh lebih murah dibanding kedelai impor.
“Meski kualitas kedelai impor itu memang lebih bagus,” katanya kepada kru Bertuahpos.com, Kamis (12/05/2016).
Dia menyebutkan, jika pelaku usaha memanfaatkan kedelai impor sebagai bahan baku pembuatan tempe, tentunya tidak sebanding dengan hitung-hitungan usahanya.
Terutama bagi industri rumahan. Secara kualitas juga sangat jelas perbedaan, hasil tempe yang tersebut dari kedelai impor jauh lebih halus, dengan tekstur kacangnya terlihat lebih kasar atau besar.
Sedangkan tempe yang terbuat dari kedelai lokal juga terlihat dari teksturnya yang berbeda. Dan hitung-hitungannya tidak sesuai. Sebab harga tempe yang dibuat dari kedelai impor akan lebih mahal. Sementara konsumen kecenderungan akan memilih tempe dengan harga yang murah.
“Makanya pelaku usaha pembuatan tempe lebih menggunakan kedelai lokal ketimbang kedelai impor untuk buat tempe,” tambah Rina.
Sementara itu, Boy, salah serang penjual kacang kedelai menyebutkan, harga kedelai impor dihargai Rp14 ribu per kilogramnya.
Dia menyebutkan, harga ini memang lebih tinggi dibanding harga kedelai lokal yaitu diharga Rp12 ribu per kilogramnya. Sementara dari hasil kualitas memang jauh lebih baik kedelai impor.
“Dari teksturnya saja sudah halus dibanding kedelai lokal. Kalau rasa sama saja. Justru masyarakat, atau pelaku usaha pembuat tempe lebih banyak memilih kedelai lokal ketimbang kedelai impor,” tambahnya.
Penulis: Dilla