BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Fluktuasi harga sawit dan karet yang merupakan komoditi unggulan Provinsi Riau sudah berimbas pada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Akibat hal itu, daya beli masyarakat menurun sehingga berdampak pada penjualan produk-produk UMKM.
Seperti yang diutarakan Suheri, pemilik usaha Kripik Ubi Putra Kulim kepada kru bertuahpos.com. “Sangat terasa sekali bang, penjualan turun,” sebutnya, Kamis (28/04/2016).
Suheri menuturkan biasanya saat harga sawit atau karet masih tinggi, dirinya bisa menjual kripik ubi 100 pack hanya dalam satu minggu. Selain dijual dalam Kota Pekanbaru, kripik itu juga dikirim ke banyak tempat seperti Rokan Hulu (Rohul), Bengkalis, mau pun Kampar. “Tetapi sejak harga sawit dan karet murah, habiskan 100 pack dalam dua minggu saja susah,” katanya.
Akibatnya tentu saja pendapatan dari usaha kripik ubi miliknya menurun. Agar tetap bertahan dan tidak merugi, Suheri melakukan pengurangan pekerja. “Jadi kalau dulu sampai 13 orang yang bekerja sekarang hanya tujuh orang. Karena memang permintaan untuk kripik juga jauh berkurang,” sebutnya.
Suheri berharap kondisi ini bisa segera pulih. Apalagi mendekati momen puasa dan lebaran, Suheri perkirakan permintaan mulai ramai lagi. “Karena biasanya memang ramadhan dan idul fitri daya beli masyarakat mulai naik. Dan permintaan cukup tinggi,” katanya.
Selain itu Suheri berharap pemerintah baik Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau bisa segera membuat harga sawit dan karet mahal seperti dulu. Supaya daya beli masyarakat kembali bergairah. Sehingga UMKM yang mengandalkan market masyarakat ekonomi menengah ke bawah terhindar dari ancaman gulung tikar.
Apalagi tidak sedikit UMKM dalam mempertahankan usahanya mengajukan kredit ke bank. “Kalau saya syukur masih bisa membayar angsuran. Tetapi kalau kawan UMKM lain saya tidak tahu, mungkin saja sudah tidak sanggup bayar. Kan kasihan,” sebutnya.
Sebelumnya harga tandan buah segar atau TBS sawit di Provinsi Riau periode 20 sampai dengan 26 April 2016 mengalami penurunan sebesar Rp 23,45. Padahal harga TBS sempat menyentuh harga Rp 2.000 perkilogramnya untuk umur 10 sampai 20 tahun.
Penulis: Riki