BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU -Â Pesta demokrasi masih satu tahun lagi. Beberapa nama sudah mulai mensosialisasikan diri jelang Penyelenggaraan Pemilihan Walikota (Pilwako) Pekanbaru 2017.
Apakah Bakal Calon (Balon) ini sudah sesuai dengan kriteria masyarakat Pekanbaru? menanggapi hal tersebut, para pekerja dibidang Akademisi tentunya juga punya kriteria khusus, siapa calon pemimpin idamannya.
Dosen Tafsir dan Hadits Universitas Islam Negeri (UIN) Suska Riau, Miftahuddin, M.Ag ini mengatakan, kriteria pemimpin kota Pekanbaru yang pertama harus agamis. “Pekanbaru, apakah itu namanya bertuah atau madani sekarang tetap harus mengedepankan nilai-nilai moral dan spiritual masyarakatnya,” ungkapnya kepada bertuapos.com, kamis (31/03/2016).
Kedua, tambah Miftahuddin, kriteria pemimpin kota Pekanbaru harus terkait dengan kompetensi sebagai seorang pemimpin dan sebagai birokrat.
( Baca:Ini Kata Security tentang Kriteria Walikota Idaman)
“Kalau Walikota itu juga harus memiliki background dari pemerintahan juga. Karena kaitan dengan pengalaman dan kompetensinya,” tambahnya.
Tidak jauh berbeda, Dosen Psikologi Komunikasi, Mardhiah Rubani, M.Si mengharapkan pemimpin Walikota Pekanbaru nanti hendaknya dapat bersinergi dengan apa yang diinginkan masyarakat Pekanbaru.
“Yang bisa bersinergi dengan apa yang diinginkan masyarakat setempat. Seperti, seorang yang memiliki figur kepemimpinan, peka terhadap keinginan dan kebutuan masyarakat yang menjadi tuntutan masyarakat, memiliki multi talen,” katanya.
Dari itu semua, Mardhiah menyebutkan action/aksi dari apa yang sudah didijanjikanlah yang masyarakat perlukan. “Yang paling penting action, apa bukti real dia sudah berkiprah,” tukasnya.
Saat disinggung bagaimana dia melihat kepemimpinan Walikota Pekanbaru Firdaus MT yang masa periodenya satu tahun lagi, Mardiah merasakan seperti tidak adanya Walikota. “Saya gak tau, apa ada gak yah? Saya gak rasakan. Apalagi bicara aksi ya? Seperti tidak ada Walikota. Jujur, secara pribadi, entah saya yang kurang peka bisa jadi,” diakuinya.
( Baca:Ini Kriteria Calon Walikota Idaman Pelaku Usaha Kuliner)
Tidak jauh berbeda, dosen Universitas Islam Riau (UIR), Budi Hermanto MH menilai, kepemimpinan untuk Walikota yang dibutuhkan masyarakat Pekanbaru adalah pemimpin yang jauh dari kata KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
“Kolusi dan Nepotisme ini yang sering dilupakan. Contoh: Dia Bupati atau Walikota, nanti ibuknya disiapkan calon Gubernur, nanti anaknya disiapkan calon Bupati. Itukan Nepotisme. Negeri ini bukan warisan nenek moyang mereka, para pejabat dan penguasa. Negeri ini punya kita semua, buka mereka. Ini yang sering dilupakan mereka, mereka anggap negeri ini warisan,” papar Budi.
Untuk kriteria Walikota Pekanbaru 2017 mendatang, Hayatullah Kurniadi S.I.Kom M.A, selaku Sekretaris program studi Ilmu Komunikasi Universitas Abdurrab, lebih melihat pada karakteristik dan kepemimpinan yang dijalankan masing-masing calon.
“Pertama, pastinya, dia mampu menjaga amanat yang diamanahkan sebagai Walikota. Kedua, merealisasikan program dari kampanye yang dilakukan , pada umumnya setelah mereka naik menjadi pemimpin paling hanya beberapa yang dapat direalisasikan. Ketiga, kebijakan harus kontekstual sesuai daerah yang dia pimpin,” jelasnya.
 Â
Dicontohkan Dosen Universitas Abdurrab ini, seperti permasalahan parkir yang ada di Mall. Untuk sekali parkir mulai Rp 3 ribu sampai Rp 4 ribu, kebijakan ini tentunya memberatkan masyarakat kecil. Untuk itu, dia berpesan kepada masyarakat Riau khususnya Pekanbaru agar dapat melihat kelayakan seorang pemimpin berdasarkan pengalaman dan track recordnya. Pasalnya, hanya sekian persen yang dapat terealisasi dari janji-janji sewaktu mereka kampanye.
Penulis: Ari