BERTUAHPOS.COM (BPC), SIAK -Â Program penghijauan akan terus digalakan pemerintah kabupaten siak, hal ini jelas agar kabupaten siak terus menjadi kawasan konservasi sehingga menjadi acuan masyarakat dalam memprogramkan sebuah destinasi wisata. Sehingga hal ini diperlukannya dukungan dan peran dari masyarakat.
Dalam perencanaan Siak Hijau tersebut, perwakilan LSM memaparkan perencanaan dan langkah awal untuk membuat Siak Hijau tersebut. Dan hal tersebut, disambut bahagia oleh Bupati Syamsuar dan akan memasukkan dalam rencana pembangunan daerah.
“Dengan adanya hal ini, tentunya harus mempunyai komitmen bersama untuk mewujudkan kabupaten hijau tersebut,” ujar Bupati Syamsuar.
Salah satunya daerah Mengkapan yang memiliki kawasan jembatan hitam ekowisata mangrove, tadinya tempat tersebut tidak dijadikan kawasan wisata, namun melihat potensi yang ada saat ini kawasan tersebut menjadi objek wisata yang ramai dikunjungi warga, hal ini terkuak sejak diadakan rapat diskusi bersama beberapa komunitas cinta alam yang dilaksanakan diruang pucuk rebung kantor bupati siak, selasa (23/2/2016).
Rapat dan diskusi yang dipimpin langsung oleh Bupati Siak , didampingi Asisten 1 Fauzi azni serta Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) siak dan LSM yang turut hadir yakni LSM greenpeace SEA, Walhi Riau, Jikalahari, Perkumpulan Elang, Yayasan Mitra Insani, Gerakan Masyarakat Gambut Riau (GMGR), Komunitas Tong Sampah.
Dalam perencanaan Siak Hijau tersebut, perwakilan LSM memaparkan perencanaan dan langkah awal untuk membuat Siak Hijau tersebut. Dan hal tersebut, disambut senang Bupati.
Rapat yang dimulai sekitar pukul 14.00 berlangsung hingga pukul 16.00 Wib ini membahas tentang langkah apa saja yang akan dilakukan pemerintah dalam mengembangkan daerah untuk dapat menghasilkan pendapatan bagi masyarakat sekitar.
Tarno sebagai perwakilan Lembaga Swadaya Masyarakat pecinta mangrove menginginkan adanya gebrakan bagi masyarakat diwilayah yang memiliki potensi pengembangan baik itu wisata atau pengolahan dalam bidang pendapatan.
“Disini kita menginginkan dengan adanya diskusi akan memberikan hasil untuk dapat diberikan kepada masyarakat dan mengarahkan,”ujarnya.
Ia juga mengatakan dalam diskusi tersebut, seperti diketahui kawasan wisata magrove ini yang tadinya hanya tempat penyebrangan pribadi kini kawasan tersebut dimanfaatkan sebagai wisata,”dulu ada pak dikawasan itu hanya tempat penyebrangan pribadi sekarang menjadi objek wisata jembatan hitam, ekowisata mangrove, yang ramai dikunjungi,”ungkapnya kepada Bupati Siak.
Dengan adanya kawasan tersebut BKSDA diharapkan dapat melakukan sosialisai di masyarakat untuk menjaga magrove. Sebab mendapat laporan jika disungai rawa sempat diperjual-belikan,”berharap diberi sosialisai kemasyarakat, sebab di Sungai rawa mendapat laporan, diperjualbelikan oleh masyarakat,”sebutnya.
Selain itu konflik yang terjadi di penyengat tentang perambahan hutan juga tidak terselesaikan sampai saat ini,”masalah konflik yang ada dipenyengat juga sampai saat ini belum terselesaikan,”ujar pemuda perwakilan sungai rawa.
Menjawab hal tersebut BKSDA mengatakan dalam hal ini harus disingkronkan. ” Hal ini juga harus disingkronkan dulu dengan pemerintah daerah untuk itu di atur saja. Jika Disiak mengarah kesana, dalam hal ini terjadi perambahan segera ditangani,”katanya.
Ia juga menambahkan untuk Cagar biosfer, taman zambrud jika jadi akan menjadi aset penarik dikabupaten.
Dalam diskusi ini nantinya akan di upayakan Syamsuar akan memasukkan dalam rencana pembangunan daerah.
“ini akan kita upayakan, bagaimanapun harus diselamatkan,”sebut bupati.
Ia juga menambahkan hal ini harus menjadi komitmen bersama dalam menjadikan hijaunya siak.
Penulis : Ely