BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pelaku usaha Tour and Travel terancam bangkrut akibat maraknya situs online yang menjual paket wisata dan paket perjalanan secara online, yang kini marak di internet.
Kepala Dinas Pariwisata dan UKM Provinsi Riau, Fahmizal Usman, mengatakan para pengusaha tour and travel harus punya stratetegi baru untuk menghadapai gempuran itu. Salah satunya dengan cara memperbanyak jualan paket perjalanan.
“Masalahnya sekarang udah banyak orang jualan paket perjalanan itu secara online. Kalau pengusaha tour and travel ini masih mengandalkan jualan dengan cara biasa. Misalnya jual tiket dan jual hotel saja, saya rasa berat. Karena sudah banjir sekali situs yang juga menjual hal serupa. Dan mereka lebih cepat dan mudah prosesnya,” katanya, Selasa (16/02/2016).
Melihat perkembangan ini, tentunya para pengusaha tour dan travel harus banyak melakukan kreasi. Oleh sebab itu, dia meminta pihak Asosiasi Tor and Travel Agent di pekanbaru agar bisa memikirkan hal itu.
“Setidaknya, ASITA Riau bisa mendorong anggotanya untuk jualan paket wisata di Riau. Kami meyakini itu akan jadi nilai tambah yang sangat membantu bagi pengusaha yang bergerak dibidang biro perjalanan untuk tetap bertahan dari gempuran situs biro perjalanan yang dijual secara online,” sambungnya.
Sementara itu, Ketua ASITA Riau Ibnu Masud mengatakan bahwa penurunan penjualan dari usaha tour and travel sudah sangat terasa, akibat kehadiran situs-situr biro perjalanan secara online itu.
Dia menambahkan, bahwa pihaknya sedang menyusun strategi penjualan agar pengusaha tour and travel agent bisa bertahan dari gempuran itu. Selain itu, Ibnu juga meminta agar pemerintah bijak dalam menyikapi persoalan ini. Salah satu caranya yakni membuat regulasi secara jelas, agar serangan penjualan jasa perjalanan secara online tidak leluasa dalam merajai pasar.
“Jelas sekali itu menjadi ancaman bagi pengusaha tour and travel. Karena hadirnya biro perjalanan secara online sangat membuat pengusaha tour and travel cukup kewalahan. Makanya pemerintah harus atur regulasinya,” sambung Ibnu.
Hingga saat ini, dia menyebutkan tidak kurang dari 40 persen penjualan dari pengusaha tour and travel sudah mengalamai penurunan. Sisanya hanya 60 persen dari hasil penjualan itulah yang kini bisa dinikmati oleh para pengusaha tour and travel. (Melba)