BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kucuran dana sebesar Rp 500 juta dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP), untuk bantuan korban banjir di Riau, dipastikan tidak cukup.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar, Santoso mengatakan bahwa kucuran anggaran sebesar itu kemungkinan besar masih sangat kurang, untuk membantu korban banjir di kabupaten itu.
Dia menambahkan, anggaran sebesar Rp 500 juta itu harus dilakukan sistem “belah semangka”, Rp 250 juta untuk bantuan korban bajir di Kabupaten Kampar, dan Rp 250 juta lagi untuk korban banjir di Kabupaten Rokan Hulu.
“Kami bisa pastikan tentu saja itu tidak cukup, jika dihitung dengan jumlan korban banjir,” katanya, Kamis (11/02/2016).
Menurut Santoso, sejumlah anggaran tersebut, di Kabupaten Kampar sendiri harus dibagi lagi untuk biaya perbaikan jalan putus menuju 4 desa yang kini terisolir di wilayah Kampar Kiri Hulu.
“250 juta rupiah dana bantuan itu termasuk untuk memperbaiki akses jalan yang putus, dan bantuan logistik untuk korban banjir,” sambungnya.
Saat ini saja, data korban yang berhasil terhimpun di BPBD Kampar ada sebanyak 133,70 jiwa masyarakat yang mengalami korban banjir di Kampar. Dengan jumlah korban yang meninggal dunia sebanyak 2 orang. Yakni di Desa Ranah dan Alam Panjang akibat terseret lajunya arus.
“Banjir kali ini sifatnya besar dan mendadak sekali. Terjadinyapun sekaligus. Hari pertama kami menyiapkan nasi bungkus untuk logistik korban. Namun tetap saja tidak berhasil menjangkau kepada daerah-daerah pelosok yang terkena banjir. Tapi hari ini, kami sudah drop sembako ke 25 posko bencana,” ujarnya.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan status siaga darurat bencana banjir dan longsor di Riau. Kebijakan ini diambil berdasarkan beberapa daerah yang dihantam banjir, dan telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir.
Kepala BPBD Provinsi Riau, Edwar Sanger mengatakan bahwa salah satu indikator penetapan itu, yakni berdasarkan hasil analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah mengeluarkan rilis tentang itu.
“Untuk 2 kabupaten saja kita sudah bisa tetapkan siaga. Dengan adanya siaga darurat kita lebih leluasa untuk meminta bantuan logistik dalam bentuk dana ke pemerintah pusat. Kami juga akan melayangkan surat untuk peminjaman helikopter ke BNPB,” kata Edwar.
Informasi terakhir dari BPBD Kabupaten Kampar bahwa ketinggian air perlahan kian menurun. Pada sore semalam saja, ketinggian air yang merendam rumah warga lebih kurang 1,7 meter. (Melba)