BERTUAHPOS.COM (BPC), PELALAWAN- Dalam hidup ini jangan pernah berhenti belajar nak, jaga nama baik orang tua, jangan pernah berhenti berubah untuk menjadi lebih baik, dan jangan pernah berhenti untuk mengabdi kepada masyarakat. Dengan begitu, hidup menjadi bermakna bagi orang lain.
Untaian kalimat tersebut adalah prinsip-prinsip hidup yang diberikan orang tua dan dipegang serta dilakoni Hanafi, S.Sos.M.S, Kepala Bagian Keuangan Setdakab Pelalawan. Itulah mengapa, pria kelahiran Pekanbaru 19 0ktober 1967 ini, selalu total dalam menangani persoalan yang ada.
“Belajar dengan baik nak, jaga nama orang tua. kalo gak banyak belajar nanti kita di bodoh-bodohi orang nak. itu pesan orang tua saya dulu kepada anak-anaknya, “ungkap Hanafi sambil tersenyum saat mengingat masa kecilnya, Kamis (11/12/2014) kemarin.
Prinsip serupa diterapkan Hanafi dalam meraih kesuksesan kariernya. Bagi ayah dari 4 orang anak ini, setiap orang tidak boleh statis dalam menjalani kehidupan, harus inovatif, dan terus-menerus melakukan perbaikan, baik terhadap pekerjaan maupun terhadap diri sendiri.
“Kalau statis, kita akan kehilangan kemampuan dalam bersaing. Kalau tidak memperbaiki diri sendiri dan belajar, kita tak bisa hidup lebih baik nantinya, †ujarnya.
Pengalaman sangat berharga baginya, ketika lulus dari Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) dan mendapat tugas pertama di Indragiri Hilir (Inhil) sebagai staf kantor Camat di Kecamatan Enok. Berbeda dengan kondisi saat ini, dulu fasilitas dan prasarana masih dikatakan minim dan pada saat itu masih dibilang daerah terpencil.
“Luar biasa daerahnya dulu masih terpencil, waktu itu ya kami angkat kursi dari Sekolah ke kantor Camat ketika ada acara, pertemuan dan agenda lainnya di kantor Camat. Jarak antara Sekolah ke kantor Camat cukup jauh, sekitar setengah kilolah jaraknya, “kenangnya sambil tersenyum saat mengingat masa lalu yang tak akan pernah terulang kembali.
Hanafi juga menambahkan, selain kami di suruh mengangkat kursi-kursi tersebut, tak jarang juga kami harus membuat amplop dari kertas untuk kebutuhan kantor Camat. Sangat berbeda dengan kondisi sekarang yang semua serba ada dan canggih. Selama 5 tahun disana diapun bertemu dengan gadis impiannya yang kini menjadi pendamping hidupnya.
Setelah 5 tahun disana, Hanafi melanjutkan kuliah S1 di Universitas Sumatera Utara (USU) tahun 1996 sampai 1998 di Medan. Selesai lulus, Hanafi pindah ke Kabupaten Pelalawan Kecamatan Langgam sebagai staf Camat pada tahun 1999 dan bertempat tinggal di Pangkalan Kerinci.
“Dulu itu kan masuk ke Langgam itu susah, harus menunggu mobil-mobil perusahaan karena tidak ada alat transportasi kedalam dan jaraknya juga cukup jauh sampai 24 KM. Betapa tidak, waktu itu masih minim prasarana, tidak ada kendaraan karena baru lulus sekolah dan tidak ada apa-apa, jadi pandai-pandailah waktu itu. Jadi yang lucunya, waktu itu Hari Pendidikan Nasional. Pagi-pagi saya udah pergi kesimpang Langgam, nunggu mobil sekitar jam 7 kurang. Setelah di tunggu mobil baru masuk sekitar jam 11. Sesampainya disana, Waktu itu pak Camatnya bernama Nasri Fiesda yang kini menjabat sebagai Kadisnakertrans Pelalawan. Ia tertawa melihat saya. Mau ngapain, kata Camat. Saya jawab, mau ikut upacara pak. Oh tahun depan lagi upacaranya, kata Camat sambil tertawa di depan saya. “kenang Hanafi akan lucunya peristiwa saat itu.
Dapat dibayangkan, betapa gigihnya Hanafi dalam menjalani kehidupanya selama ini. Tak ada yang namanya mengeluh, apa lagi putus asa. Yang ada hanyalah semangat, mensyukuri apa yang ada dan berusaha memberikan yang terbaik dalam menjalani kehidupan ini.
“Pernah juga waktu itu, ketika sudah adanya alat transportasi ke Langgam. Duit waktu itu ada Rp. 10.000 ribu. Saya berangkat dari Pangkalan Kerinci ke simpang Langgam dengan biaya Rp.3.000 ribu. Dari simpang Langgam masuk kedalam ongkosnya Rp. 3.500, jadi Rp. 6.500. Di kantong ada sisa Rp. 3.500 lagi. Biasa untuk daerah terpencil dapat tunjangan sebesar Rp.25.000 ribu. Perkiraan bendahara ada, ternyata pada saat itu bendahara lagi dinas ke Kampar Bangkinang, alhasil tak makan seharian karena uang cuma sisa Rp.3.500Â dan untuk ongkos pulang kerumah saja itu tak cukup, “ungkapnya.
Pada saat kondisi seperti itu Hanafi tidak mengeluh, justru hal seperti itu baginya sudah biasa. Anak ketiga dari lima orang bersaudara ini melihat dan menunggu pegawai yang hendak pulang di kantor Camat, ternyata siang-siangnya Hanafi berjumpa dengan Zaidir(Almarhum). Karena melihat Zaidir(almarhum) sendiri menggunakan sepeda motor, Hanafi meminta izin untuk ikut pulang bersama dia. Kebetulan Zaidir(almarhum) masih ada keperluan kebeberapa tempat, Hanafi pun ikut kemanapun Zaidir(almarhum) pergi, dikarenakan takut ketinggalan atau Zaidirnya kelupaan membawa dia pulang.
Pria yang hobi makan buah-buahan ini tak pernah mengeluh, baginya semua dijalani dengan sebaik mungkin dan disyukuri saja. Sampai tahun 2000 Hanafi ditunjuk menjadi Sekretaris Camat Kerinci sampai 2001. Pada Januari 2002 hingga juli 2003 dia melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Gajah Mada (UGM) dan masuk menjadi kepegawaian 2004 sebagai kasubag program.
Singkat cerita, dengan segala suka dukanya, bertahan hingga tahun 2006, dengan jabatan bagian pembangunan program. 2006 hingga 2009 di dipercaya menjadi Camat Krumutan dan dia juga pernah menjadi Camat di Pangkalan Lesung pada 2009 hingga 2011. Pada 2012 hingga 2013 menjabat sebagai kabag pembangunan dan kini ia menjabat menjadi kabag keuangan dari 2013 sampai saat ini.(ari)
Â