BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Bak tiada habisnya, masyarakat di Kota Pekanbaru hampir setiap hari mengeluh soal bencana. Kabut asap, listrik mati, gas langka. “Mau jadi apa Pekanbaru kalau seperti ini,” kata Ari, seorang warga yang bermukim di Jalan Balam Sakti, Panam, Pekanbaru.
Dia mengaku tidak habis pikir, dalam situasi yang serba sulit akibat bencana kabut asap seperti ini, masyarakat masih saja harus menanggung masalah lain. Terutama soal kebutuhan dasar rumah tangga seperi listrik dan gas elpiji yang kini langka dipasaran.
Sebagai masyarakat, maka wajar jika Ari melimpahkan unek-uneknya itu kepada pemerintah selaku pengambil kebijakan. Kepada bertuahpos.com dia mengaku, kekesalan itu sulit disembunyikan. Bisa-bisanya keputusan untuk melakukan pemadaman listrik bergilir dilakukan di tengah bencana kabut asap yang sedang melanda Riau.
“Sudahlah di luar rumah tidak nyaman. Sekarang di dalam rumah juga tidak nyaman karena listrik mati. Ditambah pula gas elpiji langka. Wajar kalau kami marah. Kepada siapa lagi kami mengadu kalau bukan pada pemerintah,” ujarnya.
Itu bagi masyarakat biasa, sementara bagi masyarakat yang menggantungkan usaha mereka kepada listrik dan gas, tentu haru memutar otak untuk mensiasati persoalan dasar tersebut. “Kalau pakai genset tentu tambah lagi operasional,” ujar Jupri, seorang pengusaha warnet di Jalan Kutialng Sakti, Panam, Pekanbaru.
Jika dihitung-hitung, dia pasti mengalami kerugian akibat seringnya pemadaman listrik. Omzet menurun sementara biaya operasional bertambah. “Usaha warnet sekarang tidak seperti dulu. Sudah mulai sepi,” sambungnya.
Sementara kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di Kota Pekanbaru belakangan ini juga ikut membuat Hasnah makin pusing. Seorang penjual gorengan di pinggiran Jalan HR Subrantas, Panam Pekanbaru itu sudah 2 hari tidak berjualan. “Kalau pakai minyak tanah, beratlah bang,” ujarnya sambil tertawa.
Menutupi kerugian itu, Hasnah terpaksa bantu suaminya menjaga kedai harian, sambi menunggu distribusi gas di pasar kembali normal.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindag Pekanbaru, Masirba H Sulaiman, membantah terjadinya kelangkaan elpiji 3 kilogram di pasaran. Dia menegaskan bahwa elpiji bersubsidi itu di tidak langka. “Kosong iya,” katanya.
Kekosongan itu disebabkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) tidak beroperasi sehingga banyak tabung elpiji 3 kilogram tidak terdistribusikan ke pangkalan. “Kita sudah konfirmasi dengan Pertamina. Penyebab kekosongan karena empat SPBE untuk elpiji wilayah Pekanbaru pada Kamis saat lebaran Idul Adha, tidak beraktivitas. (Baca: Elpiji Langka, Ini Jawaban Disperindag Pekanbaru)
Hasnah, Ari dan Jupri adalah masyarakat yang saat ini merasakan dampak dari masalah yang kini merundung kota ini. Kabut asap, listik mati dan gas elpiji yang langka. Sementara di luar sana, puluhan ribu siswa tidak bisa sekolah, setiap hari bandara lumpuh, belum lagi keluhan lain soal lesunya ekonomi sebab nilai tukar dollar terhadap rupiah tak juga turun. (Melba)