BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Harga komoditi sawit yang turun beberapa waktu lalu membuat daya beli masyarakat khususnya di Provinsi Riau melemah. Pasalnya, sebagian besar masyarakat masih mengandalkan penghasilan dari sektor perkebunan seperti karet mau pun sawit.
Disisi lain, saat ini banyak pengusaha sawit yang sudah terlanjur membeli mobil, sehingga dikhawatirkan akan kesulitan melakukan pembayaran kredit akibat jatuhnya harga sawit. Bahkan sampai mengembalikan unit karena tidak sanggup membayar. Namun setelah harga sawit mulai membaik, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar turut membuat para pengusaha dilema
Sebab semakin kuat dollar, membuat produk impor otomatis naik. Menurut Kepala Wilayah PT Sejahtera Buana Trada (SBT) Suzuki Riau, Agustan turunnya harga sawit mempengaruhi hampir seluruh sektor perokonomian Riau. “Turunnya harga sawit jelas berpengaruh ke seluruh sektor perekonomian di riau. Harga sawit memang mempersulit petani, terutama yang hanya memiliki sawit di bawah 5 sampai 10 hektar saja,” katanya.
Namun melihat dari dampak turunnya daya beli, pihaknya lebih mengkhawatirkan kurs dollar yang masih kuat atas rupiah. “Beberapa faktor yang mempengaruhi, paling utama adalah kurs dollar ya. Kalau dollar terus stabil naik, kemungkinan besar harga mobil akan terus mengikuti naik. Karna bahan dan biaya produksi pasti naik terus,” sebutnya.
Sehingga akan semakin mempengaruhi daya beli masyarakat, terutama untuk pembelian varian mobil Suzuki. “Walau ini pasti berimbas ke daya beli masyarakat tetapi pilihannya sedikit dan memang tidak banyak,” katanya.
Tapi pihaknya tidak terlalu kuatir dengan market yang ada sebab mobil L300 dan truck colt diesel masih menjadi primadona customer terutama petani sawit Riau. “Kalau kita lihat segmen pickup 50 persen di kuasai suzuki carry. Di carry chasis kita terkenal kuat di tambah kita memberikan mudprotektor khusus di Riau untuk penguat chasis gratis. Jadi kita bisa jamin carry kita kuat dan berdaya tahan paling baik,” sebutnya.
Selain itu untuk pembelian mobil kini leasing lebih selektif untuk pemberian kredit. “Rata-rata yang disetujui adalah pemilik sawit lebih dari 10 hektar dan memiliki usaha sampingan sebagai penunjang. Selain itu sekarang leasing memang jauh lebih selektif dalam menyetujui pembiayaan untuk komoditi sawit,” kata Agustan.
Untuk itu, Saat ini suzuki merubah segmentasi marketnya, dengan mengarahkan penjualan ke segmentasi customer yang memiliki usaha yang masih potential seperti, cargo, material, cust good, dan pasar. Kemudian kata Agustan pihaknya juga terus mencoba meningkatkan penjualan ke kelas passanger car. “Kita coba membantu pengusaha sawit dan dunia usaha, dengan membuat paket paket DP ringan dan angsuran ringan,” katanya. (Riki)