Bertuahpos.com, Pekanbaru, –Â Sebenarnya banyak lokasi wisata yang bisa di dapatkan wisatawan yang datang ke Riau. Namun, apa yang didapatkan wisatawan yang datang ke Riau tidak sesuai dengan apa yang di keluarkan.
Icon objek wisata yang ada di Riau pun rata-rata berada diluar kota Pekanbaru. Para wisatawan harus punya waktu lebih untuk berkunjung ke daerah kabupaten yang ada di Riau.
Â
Ketua Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) Ospian menegaskan, pemerintah provinsi mesti memikirkan objek penyangga agar seimbang waktu yang dibuang pariwisata dengan yang didapatkan. “Mau pergi ke Istana Siak saja, Yang kita lihat tidak seimbang yang kita dapatkan. Waktu tempuh cukup lama dan cuacanya sangat panas di Riau,” terang Ospian, Senin malam (30/12/13) saat acara Riau Tourism Outlook 2014. Selain itu, Ospian juga mengeluhkan penyedian konsumsi yang ada di Riau. Harga makan di daerah Riau lebih mahal tiga kali lipat dari di pulau Jawa. Hal itu juga sangat berpengaruh mambuat Riau ketinggalan dari sisi harga. “Jumlah unit dan sewa harga kendraan juga jauh lebih mahal dari provinsi lain. Riau lebih mahal 35 persen dibanding provinsi lain,” beber Ospian.
Â
Sementara itu ketua Riau Tourism Board, H Fadlah Sulaiman SH MM mengatakan, objek wisata harus mempunyai daya tarik dan daya lirik. Selama ini wisatawan belum merasakan apa yang bisa dilihat, dibeli dan didapatkan belum ada di Riau ini. Fadlah mengharapkan adanya peran dari pemerintah yang bertanggung jawab menyiapkan sarana prasarana untuk menjadi prioriatasnya. “Paling tidak apa yang telah dibuat kawan-kawan di provinsi lain,minimal satu daerah ada satu objek wisatanya yang betul2 menarik. Ada akses, SDA manusianya bagus, dan ada keunikan tertentunya,” harapnya.
Â
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI Riau), Ondik mengatakan, orang yang datang ke pekanbaru terus meningkat. Tetapi hanya untuk keperluan bisnis, setelah itu pulang lagi. Ondik menilai, masyarakat Riau harus betul-betul menyadari adanya wisata dan mengerti betul apa yang harus mereka lakukan. Keramahan yang harusnya menjadi ciri khas melayu sudah tidak bisa ditemukan lagi. “Sopir taksi saja tidak bisa senyum. Tukang parkir juga ampun-ampun saya melihatnya, bajunya bau, tidak pernah ucapkan terimakasih, dapat duit langsung hilang,” terang Ondik. Ondik menyarankan, untuk kedepannya semua orang Riau menyadari wisata, harus sopan santun dan hormat kepada pengunjung, agar orang datang ke Riau terkesan dengan keramahan masyarakatnya. (Wal)