BERTUAHPOS.COM, KAMPAR – Wakil Bupati Konawe Utara (Konut) Provinsi Sulawesi Tenggara Ruksamin menyatakan Bupati Kampar Jefry Noer masuk dalam sepuluh besar bupati terbaik di Indonesia karena inovasinya yang begitu baik dan menghasilkan karya nyata.
Â
“Dari 540 kabupaten di Indonesia, tidak sampai sepuluh orang bupati yang seperti Jefry Noer. Ini bukan hanya sekedar konsep namun karya nyata,” kata Ruksamin saat berkunjung ke lokasi Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata, Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Jumat (17/04/15) siang.
Â
Kedatangan Rumsamin untuk melihat lahan percontohan Program Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE). Program tersebut merupakan program terbaru Pemda Kampar untuk mengentaskan kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh.
Â
“Program ini mengedepankan pemanfaatan lahan sempit untuk menghasilkan berbagai kebutuhan rumah tangga yang lebih dari cukup,” kata Bupati Jefry Noer.
Â
Di atas lahan seribu meter persegi itu, nantinya setiap rumah tangga dapat memelihara empat ekor sapi bila sapinya merupakan sapi Brahmana, namun bila yang dipelihara sapi Bali maka jumlahnya bisa enam ekor, dan untuk lahan seluas 1.500 meter persegi, maka akan bisa lebih banyak lagi.
Â
Kemudian, dibangun pula lokasi untuk pemeliharaan ayam petelor dengan hasil lebih kurang 50 butir telor per hari. Selanjutnya juga ada kolam untuk perikanan. Sementara untuk tanaman, rumah tangga mandiri dapat menanam berbagai jenis sayuran yang menjadi kebutuhan pokok, mulai dari bawang, jamur, cabai, dan lainnya.
Â
Selanjutnya dari sapi yang dipelihara tersebut, juga akan menghasilkan lebih kurang 40 liter urine per hari yang akan diolah menjadi biourine dimana harganya bisa mencapai Rp25 ribu per liter. Biourine dapat digunakan untuk pupuk perkebunan berkualitas tinggi, begitu juga dengan kotoran padat yang dihasilkan sapi-sapi tersebut juga dapat menghasilkan biogas sebagai alternatif bahan bakar.
Â
Jefry Noer mengatakan, melalui program ini masyarakat benar-benar akan sejahtera jika serius melaksanakannya. Karena hasilnya tidak main-main, bisa membuat masyarakat yang tadinya miskin menjadi jutawan dan tidak kebingungan untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
Â
Dalam program ini, kata Jefry, semuanya dibalik. Jika selama ini masyarakat menganggap sapi sebagai hewan ternak yang berharga, ternyata limbah atau kotorannya jauh lebih berharga. Bahkan air kencingnya bisa lebih mahal dari susu yang dihasilkan, bahkan lebih mahal dari minyak.
Â
“Lewat program ini, satu rumah tangga itu dapat menghasilkan paling sedikit Rp10 juta. Bahkan jika serius bisa mendapat lebih dari itu,” katanya.
Â
Ruksamin mengatakan, program yang dijalankan Pemda Kampar ini sangat potensial dan pantas dikembangkan dan dicontoh seluruh daerah kabupateh di Indonesia.
Â
“Saya yakin, dalam waktu kurang dua tahun ini Kampar akan bebas dari kemiskinan seperti yang ditargetkan bupati,” katanya. (yudha/rls)