BERTUAHPOS.COM — Rusia berhasil mengembangkan vaksin kanker berbasis teknologi mRNA dan kecerdasan buatan (AI). Vaksin ini diharapkan menjadi terobosan baru dalam pengobatan kanker, dengan peluncuran perdana dijadwalkan pada awal 2025.
Menurut laporan kantor berita TASS, sebagaimana dilansir Bertuahpos, Jumat, 20 Desember 2024, vaksin ini menunjukkan hasil menjanjikan dalam uji praklinis, termasuk kemampuan menekan pertumbuhan tumor dan mengurangi risiko metastasis.
Pemerintah Rusia berencana mendistribusikannya secara gratis kepada pasien yang membutuhkan.
Vaksin ini dikembangkan menggunakan teknologi AI yang mampu mempercepat proses komputasi, dari hitungan bulan menjadi hanya satu jam.
Teknologi ini memungkinkan vaksin dipersonalisasi untuk setiap pasien berdasarkan profil tumor mereka, menjadikan pengobatan lebih efektif.
Berbeda dengan vaksin konvensional, vaksin mRNA bekerja dengan memberikan instruksi genetik agar tubuh memproduksi protein tertentu (antigen) yang melatih sistem imun mengenali dan menyerang sel kanker.
Hasil uji praklinis menunjukkan vaksin ini mampu menekan perkembangan tumor secara signifikan. Meski biaya produksi mencapai 300 ribu rubel (sekitar Rp47 juta) per dosis, pemerintah Rusia berkomitmen untuk mendistribusikannya secara gratis.
Kepala Pusat Penelitian Nasional Gamaleya, Alexander Gintsburg, menyebut integrasi AI menjadi solusi utama mempercepat produksi vaksin personal. Proses yang sebelumnya membutuhkan waktu dua bulan kini hanya memakan waktu sekitar satu jam, berkat penggunaan komputasi jaringan saraf.
Dengan meningkatnya angka kasus kanker di Rusia, termasuk kanker usus besar, payudara, dan paru-paru, vaksin ini menjadi harapan baru bagi para pasien. Pendekatan personalisasi memungkinkan vaksin disesuaikan dengan kebutuhan unik setiap pasien, memberikan peluang lebih besar untuk keberhasilan pengobatan.***