BERTUAHPOS.COM — Persaingan untuk memperoleh Dana Pihak Ketiga atau DPK di industri perbankan semakin berat akibat kondisi ekonomi saat ini, kata Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja.
Sementara itu, tingkat suku bunga tinggi, turut mendorong mendorong perbankan berlomba-lomba mengejar dana murah (CASA), sehingga kompetisi semakin ketat.
“DPK memang agak berat, ya. Semua juga lagi mengejar CASA. Jadi persaingan cukup berat di sana,” katanya, dilansir dari Bloomberg Technoz, Sabtu, 30 November 2024.
Kendati demikian, Jahja meyakini bahwa kredit masih ada kesempatan untuk meningkat. Dia optimis kinerja kredit perbankan—khususnya di segmen korporasi—akan tetap kuat pada 2025. Adapun faktor pendorongnya yakin proyek hilirisasi.
BCA, kata dia, kemungkinan besar akan fokus pada peluang tersebut. “Tahun depan, kalau memungkinkan, kami tetap ingin terlibat di proyek hilirisasi tersebut,” jelasnya.
BCA mencatat total DPK sebesar Rp1.125 triliun hingga kuartal III-2024, meningkat 3,4% secara tahunan (year-on-year/yoy). CASA memberikan kontribusi hingga 82% dari total DPK dan tumbuh 5,2% dibandingkan periode sebelumnya.
“Pertumbuhan CASA ini selaras dengan peningkatan frekuensi transaksi BCA sebesar 21% yoy, mencapai 26 miliar transaksi,” ujar Jahja.
Dari sisi kredit, BCA berhasil membukukan pertumbuhan 14,5% yoy dengan total kredit mencapai Rp877 triliun per September 2024.
Kredit korporasi tumbuh 15,9% menjadi Rp395,9 triliun, menjadikannya segmen dengan kontribusi terbesar. Kredit UMKM juga meningkat 14,2% menjadi Rp120 triliun, sementara kredit konsumer naik 13,1% menjadi Rp216 triliun.
Selain itu, BCA mencatatkan laba bersih Rp41,1 triliun hingga kuartal III-2024, naik 12,8% yoy dibandingkan Rp36,4 triliun pada periode sebelumnya.
Pendapatan bunga bersih (NII) tumbuh 9,5% menjadi Rp61,1 triliun, sedangkan pendapatan non-bunga meningkat 13,5% menjadi Rp19 triliun. Total pendapatan operasional mencapai Rp80,1 triliun, naik 10,4% yoy.
Adapun indikator risiko juga menunjukkan perbaikan. Rasio Loan at Risk (LAR) turun dari 7,9% menjadi 6,1%, sementara rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga di level 2,1%.
“Terjaganya pertumbuhan CASA dan kinerja kredit mencerminkan komitmen BCA dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Jahja.***