BERTUAHPOS.COM – Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru terus berupaya menurunkan angka prevalensi stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak. Meskipun penurunan yang ditargetkan tidak terlalu besar, yakni sekitar 0,5 persen, Pemko optimis prevalensi stunting bisa terus berkurang pada tahun mendatang.
Saat ini, angka prevalensi stunting di Kota Pekanbaru mencapai 8,7 persen, jauh di bawah target nasional sebesar 14 persen. Menurut proyeksi, pada tahun 2025 angka ini bisa turun menjadi 8,2 persen.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru, Muhammad Amin, mengungkapkan bahwa Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Pekanbaru terus berupaya menurunkan prevalensi stunting melalui berbagai program dan pembinaan.
“Kita upayakan angka prevalensi stunting bisa turun lagi,” kata Muhammad Amin pada Selasa 1 September 2024.
Amin menjelaskan, dalam waktu dekat Kota Pekanbaru akan menjadi lokasi Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), dan pihaknya siap mendukung pelaksanaan studi ini sebagai bagian dari langkah penting dalam penanganan stunting.
Selain itu, TPPS Kota Pekanbaru berkomitmen melakukan intervensi menyeluruh, mulai dari pembinaan calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, hingga bayi di bawah dua tahun. Menurut Amin, pendampingan sejak awal sangat penting untuk menekan angka stunting.
“Maka kita lakukan pembinaan dari hulu ke hilir, agar lebih kuat,” terangnya.
Salah satu program unggulan yang digalakkan Pemko adalah program **Bapak Asuh Anak Stunting**, di mana pendampingan dilakukan tidak hanya oleh para kader posyandu, tetapi juga melalui keterlibatan berbagai pihak dalam memberikan dukungan kepada anak-anak yang terindikasi stunting.
“Kita juga coba lakukan terobosan bersama TPPS dalam upaya penanganan stunting, ada juga program bapak asuh anak stunting,” jelas Amin.
Pelayanan posyandu, lanjutnya, kini semakin optimal sebagai layanan primer, baik bagi bayi maupun ibu hamil. Tingkat partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan layanan ini juga cukup tinggi.
“Tingkat kehadiran ibu hamil maupun ibu yang membawa bayinya memeriksakan kesehatan sudah cukup tinggi,” tutup Amin.