BERTUAHPOS.COM – Pasar bibit ikan baung dan patin di Riau tergolong sangat menjanjikan, dan peluang ini sudah lama ditangkap oleh Hatchery Lubukan Benih Super, di Jalan Sukajadi, Gang Matoa, Kecamatan Tambang, Kampar, Riau, yang mampu memproduksi kedua bibit ikan sungai itu dalam kapasitas besar.
Menurut, Desrino, pemilik Hatchery Lubukan Benih Super, di farm miliknya di atas tanah 18×22 meter per segi, dengan 24 kolam, sanggup memproduksi hingga 2.500.000 bibit ikan baung dan patin.
“Kami fokus pada produksi benih baung dan patin. Saat ini kami sedang tes farm, ada sekitar 600 bibit ikan untuk produksi awal,” katanya kepada Bertuahpos.com saat berkunjung di farmnya, pada Sabtu, 11 Mei 2024.
Fasilitas produksi Hatchery Lubukan Benih Super didesain secara vertikal. Terdapat 24 kolam berukuran 2×4 meter. Dengan kapasitas ini, mereka sanggup mengeluarkan sebanyak 2.500.000 bibit ikan baung dan patin per bulannya.
Adapun untuk pasar, kata Rino, masih didominasi oleh Kabupaten Kampar, seperti di Kecamatan Kuok, Kampung Patin, Tambang, dan Tibun. Termasuk, Kabupaten Pelalawan, Indragiri Hilir dan Kuantan Singingi.
Sedangkan untuk pasar di luar Riau, Rino sudah rutin mengirim bibit ikan ke Sumatra Barat dan Sumatra Utara, terutama untuk jenis bibit ikan patin.
“Kalau untuk pasar sendiri, kami sangat terbantu dengan jaringan dari teman-teman alumni perikanan UNRI. Sangat terbantu sekali,” jelasnya.
Sementara itu, untuk mencapai kualitas bibit yang optimal, Desrino membeli larva ikan patin dan baung berumur 1 hari dan memberikan perawatan khusus di kolam pembibitannya.
Proses pemberian pakan dimulai dengan pakan jenis artemia selama 2-3 hari, diikuti dengan cacing sutra yang dihaluskan selama 10 hari, dan kemudian pelet buatan.
Dalam waktu paling lama tiga minggu, bibit ikan berukuran 0,75 inci, sudah siap untuk dilepas ke agen dan pembudidaya.
Adapun harga rata-rata bibit patin berkisar antara Rp110-130 per ekor. Sedangkan untuk harga bibit ikan baung 2 kali lipatnya. Sedangkan untuk harga larva sekitar Rp7-8 per ekor.
Desrino menjelaskan, harga tersebut disesuaikan dengan permintaan pasar, yang bisa mencapai 100 ribu hingga 500 ribu ekor untuk sekali pemesanan.
Desrino juga mengakui bahwa bibit baung memiliki tantangan tersendiri karena sifatnya yang lebih kanibal dibandingkan dengan patin.
Namun, ia menegaskan bahwa harga bibit baung yang lebih tinggi sebanding dengan kualitasnya yang unggul.
Dia menambahkan, bahwa pemeliharaan bibit ikan ini membutuhkan perhatian khusus terhadap kualitas air dan pakan.
Desrino menekankan pentingnya menjaga suhu minimal 30 hingga 32 derajat celcius untuk menjaga daya tahan tubuh ikan.
“Tapi, pasar bibit ikan di Riau masih menjanjikan karena faktor ongkos pengiriman yang tinggi dari Jawa. Kalau rata-rata omzet per bulan bisa mencapai 60 juta. Tergantung permintaan pasar kalau memang lagi stabil,” tuturnya.***