BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU– Setelah berunding cukup alot, pedagang Plaza Sukaramai, Pekanbaru menyetujui memberi waktu pihak pengelola selama tiga hari terkait penerapan kebijakan baru. Yakni kebijakan membayar tagihan melalui virtual account BCA dan sistem pembayaran Servise Cash dan Tagihan Listrik.
Seperti yang diutarakan perwakilan manajemen Plaza Sukaramai, Dasta dihadapan puluhan pedagang. “Beri kami waktu tiga hari, untuk menyampaikan tuntutan kawan-kawan ke pihak manajemen,” ujarnya Senin (09/02/2015).
Pada kesempatan itu juga, Dasta mengklarifikasi terkait virtual account. “Mengenai itu untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Seperti ada oknum kolektor sebagai tempat bayar listrik ternyata tidak menkonfirmasi ke pengelola. Jadi dengan sistem virtual account lebih aman,” katanya.
Dia membantah jika pihaknya tidak ada melakukan sosialisasi. “Sebenarnya sudah kita sampaikan ke masing masing pedagang, tapi mungkin karena banyak yang tidak sampai informasinya,” sebutnya
Mengenai resi, sebut Dasta, pedagang tidak usah khawatir nantinya pengelola bermain tagihan listrik. “Tidak seperti itu, nantikan ada struk ATM untuk pembayaran, di situ sudah jelas semua,” katanya.
Dalam dialog itu, Ketua Pedagang Plaza Sukaramai, Ismet juga menuntut janji pengelola yang tak kunjung ditepati. “Masih banyak janji yang belum ditepati, seperti masalah AC, eskalator yang mati, cleanning service dan biaya sewa,” tutur Ismet.
Lantas Dasta menjawab untuk janji pihaknya akan merealisasi secara bertahap. “Masalah AC, eskalator tidak bisa sekaligus karena biaya terlalu besar untul per unit, tetapi pengelola akan berusaha maksimal,” jelas dia.
Mengenai masalah cleaning service pihaknya telah instruksi agar bekerja optimal. “Bika tidak di tanggapi laporkan ke saya, atau pengelola lainnya, pasti ditanggapi. Tapi kalau sewa toko kami akan evaluasi dulu beri waktu tiga hari,” katanya.
Usai mendengar penjelasan itu para pedagang yang sebagian besar ibu-ibu kembali ke toko masing masing. Namun mereka berharap apa yang diutarakan pengelola tidak sekadar janji, tapi harus ditepati. “Karena aksi ini bukan rekayasa, murni dari pedagang,” kata Ismet. (riki)