BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Banyak kalangan menilai Provinsi Riau hanya akan menjadi penonton saat gerbang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dibuka. Sikap pesimis itu dikarenakan UMKM lokal terlihat tidak siap untuk menghadapinya.
Â
Namun Ketua Asosiasi Industri Pangan dan Souvenir Riau (Aspari), Mahlil Zufil punya pandangan lain. Dengan kondisi saat ini, mau tidak mau pelaku UMKM di Riau mesti siap hadapi MEA.Â
Â
“Karena ini kita melihat sebagai peluang untuk ekspansi, dan memberikan terobosan dengan produk produk yang ada untuk di ekspor keluar negeri,” sebutnya Kamis (29/01/2015).
Â
Memang dirinya mengakui melihat kondisi saat ini, kehadiran MEA menjadi tantangan tersendiri. Terlebih dengan masih banyaknya UMKM yang membuat barang jual dengan cara tradisional. “Sedangkan yang akan dihadapi saat ini sistem produksinya sudah semi modern, untuk itu perlu dibenahi dari mutu barang agar konsumen tertarik,” katanya.
Â
Selain itu menurut Mahlil dengan kedekatan budaya serta bahasa, panganan tradisional Riau bisa menjadi primadona. “Karena kalau dari segi culture baik Malaysia, Brunei Darussalam, maupun Singapura cita rasanya tidak berbeda jauh dengan Riau, masih suka yang manis-manis. Ini yang harus lihat sebagai peluang emas,” tuturnya.
Â
Untuk itu UMKM khusus bidang panganan lokal harus menjamin rasa yang enak. “Sebab kalau rasa sudah enak, harga mahal tidaknya jadi relatif. Yang penting harus lebih enak dari olahan pabrikan yang biasanya dicampur dengan bahan bahan tambahan,” katanya.
Â
Sehingga bagi Mahlil, kehadiran MEA tidak perlu sampai dijadikan semacam phobia atau ketakutan berlebihan. Sebab ini merupakan peluang besar bagi UMKM untuk memperluas dan memperbesar cakupan bisnisnya. Tentu dengan pembenahan baik dari segi lebeling, kemasan, dan juga kualitas produk. Sehingga tidak tergerus oleh produk-produk impor lainnya. (riki)
Â