BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kopi luwak hingga saat ini masih menjadi kopi kelas premium dan harganya sangat mahal. Termasuk Kopi luwak Liberika Meranti yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.
Sama seperti kopi luwak pada umumnya, Kopi Luwak Liberika Meranti juga berasal dari hewan luwak liar. Namun saat ini produksinya masih sangat terbatas.
“Waktu itu ada salah seorang teman kedatangan tamu penting dari Jakarta. Dia minta ke saya kopi luwak khas Riau. Saya cari ke teman-teman di Meranti, dapat lah Kopi Luwak Meranti,” kata Taufik Asmara, seorang pecinta kopi di Pekanbaru.
“Saya jual Rp2 juta per kilogram, dan ada yang beli,” tuturnya.
Menurut Taufik, budidaya kopi luwak di Riau sangat potensial terutama di Kabupaten Kepulauan Meranti. Meski harganya mahal, kopi luwak tetap ada peminatnya.
“Sesuai dengan harganya, peminat kopi luwak itu juga kelompok orang-orang berkelas,” tuturnya.
Dia menyebut, jika memang produksi kopi luwak di Meranti akan dikembangkan, dia menyarankan agar hewan luwak yang dipakai adalah luak yang dilepasliarkan di alam.
“Kalau memang mau dikembangkan, luwaknya jangan dikandangkan, tapi hutan tempat habitat luak-luak itu ditanami banyak kebun kopi dan memastikan si luwak tetap tercukupi kebutuhan makanannya. Dengan cara seperti ini, kopi luwak liberika akan semakin tinggi kualitasnya,” tuturnya.
“Kalau di kandang itu ada banyak faktor yang mempengaruhi, mungkin pengaruh psikisnya, lingkungannya, dan banyak hal lah yang mempengaruhi,” katanya.
Mengapa harga kopi luwak mahal?
Harga kopi luwak memang terkenal mahal.
Kopi ini menjadi spesial karena ada proses secara alamiah yang terjadi di dalam perut hewan sejenis musang yang disebut luwak.
“Rasanya memang beda,” kata Taufik Asmara.
Sama halnya dengan jenis kopi yang ada, kopi luwak juga ada jenisnya.
Ada jenis kopi luwak arabika, robusta, dan liberika, “tergantung si luwaknya makan jenis kopi apa,” sebunya.
Menurutnya, kopi luwak yang enak itu adalah jenis kopi yang dikonsumsi oleh hewan luwak yang hidup bebas di alam luar, bukan luwak peliharaan dan diberikan makan buah kopi.
“Sama seperti durian yang setelah dimakan gajah itu rasanya lebih enak.”
“Karena ada proses pengolahan secara alami di dalam perut hewan itu, sehingga saat dikeluarkan ada sensasi rasa yang lebih nikmat,” tuturnya.
“Karena memang proses untuk mendapatkannya susah,” tuturnya, “…dan yang lebih enak itu justru dari luwak hidup liar di hutan.”
***