BERTUAHPOS, JAKARTA – Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis point menjadi 7,25 persen. Bulan lalu, bank sentral menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis point dari 6,5 persen menjadi 7 persen.
Â
Juru bicara Bank Indonesia, Defi Ahmad Johansyah, mengatakan rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga lending facility sebesar 25 basis point menjadi 7,25 persen dan Fasilitas Pinjaman Bank Indonesia (FasBI) sebesar 25 basis point menjadi 5,50 persen.
Â
Kenaikan BI Rate, kata dia, mengendalikan inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah. lainnya adalah berlangsungnya penyesuaian defisit transaksi berjalan pada tingkat yang sustainable (keberlanjutan).
Â
Difi, Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) untuk menjaga stabilitas makrodan sistem keuangan nasional. “Tujuannya mengendalikan inflasi menuju sasaran 4,5 persen dan plus-minus 1 persen pada 2014,” Â kata dia.Â
Â
Ekonom Standard Chartered Bank, Eric Sugandi, mengatakan BI Rate berdampak positif terhadap perekonomian nasional. Hal ini menunjukkan bahwa bank sentral telah mengantisipasi perkembangan yang terjadi di pasar.“Bank sentral mlangkah antisipatif ketimbang reaktif,” dia kepada Tempo.Â
Â
Kenaikan BI Rate, menurut Eric, meredam gejolak rupiah yang terjadi di pasar dalam dua pekan terakhir ini. “Kepercayaan pasar akan kembali seiring dengan menguatnya nilai tukar rupiah.â€
Â
Ekonom  BNI Securities, Heru Irvansyah, mengatakan kenaikan BI Rate merupakan satu-satunya langkah tepat untuk meredakan gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. “Dengan kenaikan suku bunga, aliran dana asing akan kembali masuk ke pasar domestik sehingga menambah likuiditas dolar,†kata dia.
Â
Selain itu, BI ingin menunjukkan prioritas dalam membenahi pasar keuangan adalah dengan menguatkan nilai tukar. Dengan kenaikan suku bunga acuan, diharapkan akan lebih banyak modal asing yang masuk. “Dalam jangka panjang, BI tampaknya ingin menggiring rupiah ke level 10.000 per dolar.â€
Â
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Eddy Ganefo, mengatakan kenaikan BI Rate bisa mendorong kenaikan bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) menjadi 12-14 persen. “Kenaikan suku bungan KPR, ditambah dengan beberapa faktor lain, akan berujung pada kenaikan harga rumah sebesar 10 persen,†ujar dia kepada Tempo.
Â
Â
sumber: tempo