BERTUAHPOS.COM,PEKANBARU – Untuk mengahadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015, hanya tingga hitungan hari lagi.
Melihat ha tersebut membuat Perusahaan Ritel asli Indonesia, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Alfamart tidak mau ketinggalan dengan mencuri start berekspansi ke Filipina.
Sejalan dengan visi perusahaan menjadi jaringan distribusi ritel terkemuka yang dimiliki oleh masyarakat luas, berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen serta mampu bersaing secara global.
Perusahaan berharap merek Alfamart dapat dikenal di pasar mancanegara. “Ini jelas akan menjadi keuntungan bagi produk Indonesia. Kita perlu mempersiapkan diri karena MEA 2015 sudah di depan mata,” terang Solihin, Corporate Affairs Director Alfamart.
Toko perdana Alfamart di Filipina telah dibuka pada Agustus 2014. Hingga saat ini, Alfamart telah resmi mengoperasikan delapan toko, target perusahaan akan mengoperasikan 20 Toko di negara yang beribukota Manila itu.
Perusahaan ingin melebarkan sayap bisnis ke mancanegara melalui jaringan waralaba, dengan menunjuk SM Group, perusahaan di Filipina sebagai pemegang lisensi waralaba alias master franchise agreement.
Sejauh ini ekspansi ke Filipina dikucurkan anggaran sebesar Rp 24 miliar. Filipina masih akan menjadi fokus ekspansi Alfamart di luar negeri tahun depan. Tetapi tidak tertutup kemungkinan perusahaan merambah negara lain.
“Saat ini kami masih melakukan pengkajian, perusahaan ingin membuka toko dan pusat distribusi logistik. Kalau ada keterbukaan akses investor di negara tujuan, kami akan menyambanginya,” tambah Solihin.
Lebih lanjut Solihin menuturkan, Meski tengah serius mengawal ekspansi mancanegara perusahaan tak lupa mengembangkan ekspansi di dalam negeri.
Rencananya, mayoritas penambahan toko akan dilakukan di luar Pulau Jawa, kami melihat potensi di wilayah luar Jawa masih besar.
Hingga September 2014 Perusahaan Alfamart telah memiliki 27 Kantor Cabang & Gudang yang tersebar di Indonesia yakni 17 lokasi di Pulau Jawa dan 10 lokasi di luar Pulau Jawa.
Selain merancang ekspansi, perusahaan melakukan sejumlah pembenahan terkait adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, yang berdampak pada kenaikan biaya beban operasional.
“Kami akan mengevaluasi produktivitas setiap unit sampai melakukan review product assortment untuk optimalisasi selling space dan penjualan,” tutup Solihin. (rls/yogi)