BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berpotensi mengerek suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate). Meski begitu, perusahaan pembiayaan memilih berhati-hati sebelum ikut menaikkan bunga kredit. Multifinance akan menunggu perbankan.
Bila kelak bank menaikkan bunga kredit, multifinance akan mengikuti. Maklum, sebagian besar sumber pendanaan multifinance berasal dari pinjaman bank. PT Mandiri Tunas Finance (MTF) misalnya. Dengan 80% sumber pendanaan berasal dari Bank Mandiri, maka biasanya MTF juga turut menaikkan bunga pembiayaan, bila Bank Mandiri mengerek bunga kredit.
“Biasanya dua minggu sampai dengan satu bulan setelah BI rate naik, bunga Bank Mandiri juga naik, baru MTF. Saat ini sih bunga pembiayaan kami flat di 5,5%,” ujar Harjanto Tjitohardjojo, Direktur MTF, Selasa (11/10). Sepanjang tahun 2014, MTF telah dua kali menaikkan bunga pembiayaan dengan total 50 basis poin. Kenaikan bunga pembiayaan terjadi pada awal tahun. Kondisi serupa terjadi di PT BCA Finance.
Menurut Direktur Utama BCA Finance, Roni Haslim, besaran bunga pembiayaan akan bergantung pada tingkat bunga di pasar. Selain itu, likuiditas pasar uang dan keputusan kenaikan harga BBM juga jadi pertimbangan. “Kalau naik, pasti kami akan menaikkan bunga juga. Kalau tidak ada gejolak suku bunga, tidak ada kepentingan (untuk menaikkan),” tutur Roni.
Stagnan
Saat ini, untuk pembiayaan mobil baru, BCA Finance menawarkan enam variasi bunga pinjaman dengan tenor maksimal enam tahun. Suku bunga pinjaman mulai dari 4,49% hingga 6,69%. Untuk tahun ini, Roni mengaku, pihaknya hanya menaikkan bunga pinjaman sebanyak satu kali sebesar 50 basis poin.
Beda halnya dengan PT Adira Dinamika Multi Finance alias Adira Finance. Meskipun nantinya suku bunga pendanaan melonjak, Direktur Keuangan Adira Finance, I Dewa Made Susila berujar bahwa pihaknya masih harus memantau beberapa kondisi. Misal, biaya dana, persaingan, hingga non performing loan (NPL).
“Tergantung persaingan multifinance dan biaya dana. Ada juga aspek kualitas dan NPL yang harus kami pertimbangkan,” kata Made.
Saat ini, setelah biaya akuisisi, Adira Finance memberikan bunga pembiayaan sekitar 14%-15% untuk mobil bekas, lalu bunga sebesar 13%-15% bagi kredit mobil baru, serta 20%-25% untuk kredit motor. Tahun ini, Adira Finance telah menaikkan bunga pembiayaan sebanyak empat kali. Bunga pembiayaan yang cenderung stagnan menjelang akhir tahun ini juga mempertimbangkan pertumbuhan bisnis pembiayaan yang melambat.
“Total pembiayaan kami secara year to date turun sekitar 18%,” kata Roni. Menurut data Bank Indonesia, outstanding pembiayaan multifinance per September 2014 tumbuh 5,13% atau hanya naik Rp 17,86 triliun sejak akhir tahun 2013 menjadi Rp 365,89 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, outstanding pembiayaan multifinance tumbuh 12,16% atau naik Rp 36,83 triliun menjadi Rp 339,65 triliun.(Kontan)