BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – 5 November 2014 sepekan setelah petisi diluncurkan, pada Senin malam (3/11) telah tercatat ada 14.754 orang menandatangani Petisi Blusukan Asap meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) melihat langsung lokasi kebakaran gambut dan hutan di Provinsi Riau.
Petisi di Change.Org/blusukan asap tersebut digulirkan sejak Selasa, 28 Oktober 2014. Pembuat petisi adalah Abdul Manan, 41, warga asli Kepulauan Meranti di Riau. Dia menjadi saksi hidup yang bersama warga lainnya di Riau merasakan asap akibat kebakaran lahan gambut dan hutan yang telah terjadi selama 17 tahun terus-menerus. “Tahun ini tidak lagi 12 bulan, tetapi hanya sembilan bulan, karena selama tiga bulan kami benar-benar hidup dalam asap dan kabut †kata Abdul Manan.
Menurut Arief Aziz, pengelola situs Change.org Indonesia, dukungan-dukungan tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia, dari mulai Aceh, Bali, Balikpapan, hingga Merauke. Antara lain ada nama Suzy Hutomo (aktivis kelestarian lingkungan dan CEO The Body Shop Indonesia) mengatakan melalui akun Twitter “Lindungi #biodiversity stop kebakaran hutan~Hilangnya 1spesies akn bpengaruh pd keanekaragaman hayati”
Jumlah penandatangan petisi tersebut akan terus bertambah ke depan karena sosok-sosok yang memiliki follower banyak di media sosial turut menyuarakan agar Presiden Jokowi blusukan ke lokasi kebakaran lahan gambut dan hutan. Misalnya, Suzy Hutomo telah mendorong seluruh karyawan The Body Shop Indonesia untuk turut prihatin dan menandatangani Petisi Blusukan Asap.
Sejumlah lembaga swadaya masyarakat dan organisasi civil society turut juga mengkampanyekan agar blusukan ke lokasi kebakaran gambut dan hutan menjadi agenda utama dan prioritas bagi Presiden Jokowi di masa awal pemerintahannya saat ini.
Bahkan Walhi, Yayasan Perspektif Baru, dan Greenpeace Indonesia bersama-sama mengirimkan surat resmi ke Presiden Jokowi untuk mengajak dan bersedia memandu untuk blusukan ke lokasi kebakaran gambut dan hutan. Surat ditandatangani Wimar Witoelar (Pendiri Yayasan Perspektif Baru), Abetnego Tarigan (Direktur Eksekutif Walhi), dan Longgena Ginting (Kepala Greenpeace Indonesia). Surat untuk Jokowi bernomor 001/khusus/YPB/X/2014 tersebut telah dikirimkan pada Rabu, 29 Oktober 2014 ke Sekretariat Negara.
Wimar Witoelar mengatakan bahwa kunjungan Jokowi ke Riau akan menjadi kesempatan bagi Presiden Jokowi untuk memenuhi harapan pendukungnya dan segenap rakyat yang memerlukan kepemimpinan yang kuat dan realistis. Kerja keras dan respons tepat adalah ciri-ciri yang selalu diandalkan dari Presiden.
“Blusukan ke wilayah kebakaran hutan dan lahan menjadi penting untuk menunjukkan keseriusan Presiden-Wakil Presiden dalam mengambilalih penanganan bencana asap. Mengingat ini sudah terjadi di beberapa provinsi di Indonesia, sudah melampaui batas administrasi wilayah provinsi bahkan Negara. Blusukan ini menjadi simbolisasi komitmen presiden Jokowi untuk menegaskan tanggung jawab negara memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat bagi jutaan rakyat Indonesia sebagaimana amanah konstitusi,” ujar Abetnego Tarigan
Longgena Ginting mengatakan kebakaran hutan telah menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi negara dan warga lokal. Dengan melihat langsung ke lokasi kebakaran hutan, kami berharap Presiden Jokowi bisa menawarkan solusi yang mengatasi akar kebakaran hutan yang telah bertahun-tahun terjadi yaitu dengan melakukan perlindungan total lahan gambut, memperpanjang dan memperkuat moratorium hutan serta mempercepat pelaksaaan kebijakan peta tunggal (one map policy).
Dr. Haris Gunawan, dari Pusat Studi Bencana Universitas Riau, mengatakan kehadiran Presiden Jokowi blusukan ke lokasi kebakaran gambut dan hutan di Riau memberikan harapan baru sekaligus pesan penting kepada semua pihak agar lebih serius menyelesaikan hingga ke akar permasalahannya. Kompleksnya permasalahan kebakaran gambut dan hutan, sebenarnya tidak serumit solusi tuntasnya. Perlu ada yang memimpin langsung yaitu Presiden. Penyelesaian permasalahan kebakaran gambut dan hutan dapat dimulai  dari Propinsi Riau. Selain gambut yang luas di propinsi ini, juga banyak kepentingan ekonomi jangka panjang yang harus diselamatkan. Potensi sumberdaya alam Riau sudah diketahui telah menyumbangkan banyak hal untuk negara, sudah saatnya pemerintahan baru dibawah Presiden Jokowi menyelesaikan permasalahan kebakaran lahan gambut dan hutan yang sudah berlangsung selama 17 tahun dengan memberikan perhatian khusus, dan itu dimulai dari blusukan ke Riau. Harapannya kabakaran gambut dan hutan tuntas, dan masa depan pengelolaan ekosistem gambut dengan segala multifungsinya dapat dipertahankan dalam keseimbangan lingkungan, ekonomi dan sosial. Presiden akan dicatat dalam sejarah emas negeri ini, khususnya dibagian lubuk hati terdalam masyarakat Riau yang tersalai oleh asap selama ini.