BERTUAHPOS.COM – Program desa bebas api atau Fire Free Village Programme (FFVP) yang awalnya digagas oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) sekitar 5 tahun lalu, ternyata diakui cukup ampuh dan efektif dalam menekan angka kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, padahal sebelum ada program ini, Riau dikenal sebagai daerah penyumbang kabut asap.
Program ini merupakan respon PT RAPP dan APRIL Group terhadap anjuran pemerintah, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Polri, TNI dan BNPB untuk ambil bagian dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
Unit usaha APRIL Group, untuk mencegah Karhutla dengan turut mengajak dan menumbuhkan kepedulian masyarakat yang tinggal di desa-desa sekitar wilayah operasionalnya akan bahaya dan dampak dari api, terutama penggunaan metode tebang bakar (slash-and-burn) untuk membuka lahan pertanian.
Hasilnya, tingkat insiden kebakaran setiap tahun di daerah FFVP terus berkurang. Pada tahun 2014, area yang terbakar mencapai 0,18 persen dari total area yang dicakup, sedangkan pada tahun 2015, 2016, dan 2017 turun masing-masing menjadi 0,01 persen, 0,07 persen dan 0,03 persen. Pada 2018, area yang terbakar kembali berkurang menjadi 0,02 persen dari total area yang dicakup.
FFVP merupakan bentuk kontinuitas dalam mendukung pencegahan kebakaran di areal konsesi milik PT RAPP. Program ini telah berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar berkat kolaborasi bersama pemangku kepentingan.
“Selain berkontribusi dalam mendukung program pemerintah, FFVP juga telah berhasil menurunkan angka kebakaran serta menekan angka terjadinya kebakaran hutan dan lahan dalam skala provinsi Riau,” ujar Direktur Utama PT RAPP Sihol Aritonang, pada acara Apel Penanggulangan Karhutla di Hanggar Bandara Khusus Sultan Syarif Harun Setia Negara PT RAPP, Pelalawan, Rabu (26/6).
Turut hadir dalam acara tersebut, antara lain Kasubdit Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Ir Sunarno MP, Kadis Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau, Ir. Ervin Rizaldi, MH, dan sejumlah pejabat pemerintah dari 4 kabupaten yang di undang.
Pada kesempatan yang sama, PT RAPP juga menggelar penandatanganan MoU dengan 9 desa yang berada di bawah PT RAPP dan supply partner, yaitu PT Sumatera Riang Lestari (SRL) untuk berpartisipasi dalam program FFVP. Dari 9 desa, tiga desa di antaranya merupakan binaan RAPP yaitu Desa Ransang, Desa Sungai Ara dan Desa Pangkalan Terap yang berlokasi di Kabupaten Pelalawan.
Adapun 6 desa berada di bawah SRL, yaitu Kelurahan Terkul dan Batu Panjang di Kabupaten Bengkalis, Tanjung Medang dan Sungai Gayung Kiri di Kabupaten Kepulauan Meranti ada Desa Teluk Kiambang, sedangkan Desa Karya Tunas Jaya di Kabupaten Inhil.
PT RAPP juga memberikan penghargaan kepada 9 desa yang menjadi peserta pada tahun 2018 yang telah membuktika bahwa mereka dapat menjaga desanya dari karhutla saat musim kemarau.
Atas keberhasilan yang dibuktikannya itu maka setiap desa diberikan apresiasi sebesar Rp100 juta yang digunakan untuk keperluan pembangunan berupa infrastruktur bagi desa yang berhasil menekan terjadinya karhutla.
Adapun kesembilan desa yang beruntung dan telah membuktikan pencegahan Karhutla serta berhak atas penghargaan dari PT RAPP sebesar Rp100 juta tersebut, yaitu Desa Dedap, Kudap, Bagan Melibur, Mayang Sari, Mekar Sari, Mekar Delima, Pelantai, Bumi Asri, Teluk Belitung.
FFVP ini dinilai berhasil dan terlihat mengalami kemajuan signifikan dilihat dari jumlah desa yang berpartisipasi pada program tersebut dan dampaknya terhadap penurunan angka kebakaran.
Tercatat, hingga tahun ini, PT RAPP telah bermitra dengan 53 desa di 5 Kabupaten di Provinsi Riau. Sebanyak 30 desa, di antaranya menjadi peserta tahap desa bebas api yang mencakup total wilayah sekitar 600.000 hektare.
Program ini memiliki 5 elemen utama yaitu penghargaan kepada desa yang tidak terjadi kebakaran selama 3 bulan, keterlibatan crew leader untuk mendukung pencegahan kebakaran, memberikan bantuan pembukaan lahan melalui peralatan pertanian, meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya pembukaan lahan dengan cara membakar serta pemantauan kualitas udara melalui perangkat PM10 di 7 desa.
Pada kesempatan itu tampak Direktur Utama Sumatera Riang Lestari (SRL), Syamsul Bahri mengatakan kerja sama antara SRL selaku mitra pemasok PT RAPP tidak hanya dapat mendukung program pencegahan karhutla yang digalakkan pemerintah namun juga dapat menjamin ketersediaan bahan baku kepada APRIL secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan.
Pasalnya, April group adalah produsen fiber, pulp dan kertas terkemuka yang beroperasi di Provinsi Riau, Indonesia. April selalu berkomitmen terhadap keberlanjutan dalam berbisnis serta di lanskap yang lebih luas di mana April beroperasi di bawah model perlindungan produksi, April sudah mengadopsi tujuan 1-untuk-1 dimana setiap satu hektare hutan tanam, April melakukan konservasi dan restorasi 1 hektare ekosistem hutan alam.
Saat ini tercatat sudah dan telah berhasil memulihkan sekitar 370.000 hektare hutan, termasuk proyek restorasi lahan gambut terbesar di Indonesia. Atas keberhasilan program ini, Ir Sunarno MP dari Perwakilan Direktorat Pencegahan Kebaran Hutan dan Lahan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia mengaku sangat bangga atas keberhasilan yang dicapai oleh PT RAPP dan PT SRL dalam menekan terjadinya Karhutla di Riau selama kurun waktu 5 tahun terakhir.
Ia juga menyampaikan agar program serupa ini bisa ditiru oleh perusahaan tetangga yang memiliki areal konsesi baik itu HGU atau HTI, sehingga selain dapat membantu pemerintah juga dapat membantu masyarakat sekitar areal perusahaan sekaligus menyadarkan mereka pencegahan lebih bagus dari penanganan. Hal senada juga disampaikan oleh Kepala BPBD Provinsi Riau Edward Sanger beliau mengatakan pemprov Riau sangat menyambut baik atas upaya yang digagas oleh PT RAPP dalam penanganan Karhutla lewat program desa bebas api, sebab menurut Edward dalam program itu nampak ada upaya pemberdayaan, pemberian reward yang dianggap berhasil.
Tujuannya untuk memotivasi masyarakat desa, juga ada pemberian peralatan pendukung dan yang terakhir karena dinilai telah berhasil maka disarankan perusahaan lain direkomendasikan bisa mencontoh program ini.
“Yang jelas, BPBD melihat sudah tiga tahun terakhir cukup berhasil, RAPP saat ini sudah melaksanakan program desa bebas apinya, dan ini sumbangsih positif yang sudah dirasakan oleh masyarakat karena bisa menjadi penyemangat yang disinergi kan dengan dunia usaha,” katanya.
Sementara itu, Kadis Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau , Ir Ervin Rizaldi, MH menanggapi soal program desa bebas api yang digagas oleh PT RAPP. Ia mengaku program tersebut dinilai cukup berhasil dan terbukti dapat menekan angka Kebakaran lahan.
Ia menyadari penanganan kebakaran ternyata lebih efektif dengan melibatkan masyarakat sekitar perusahaan. “Jadi ke efektifan upaya pencegahan dari pada penanganan itu, tingkat keberhasilannya sekitar delapan puluh sampai sembilan puluh persenan lah. Jadi wajar saja kalau program ini bisa direkomendasikan untuk diadopsi perusahaan lain,” ucapnya.(*)