BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan di tahun 2019, membuat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) buka mata dan merespon terhadap apa yang terjadi.
PBB khawatir dengan kehidupan anak-anak di bawah usia 18 tahun yang tinggal dan hidup dengan asap, dampak Karhutla. “Kualitas udara yang buruk merupakan tantangan bagi Indonesia,” kata Wakil Badan Anak PBB (UNICEF) for Indonesian, Debora Comini, sebagaimana dikutip AFP.
“Setiap anak menghirup udara beracun dari kebakaran itu. Setiap tahun. Itu sangat mengancam kesehatan hingga mereka harus libur sekolah,” kata Comini. “Kondisi ini tentu berdampak pada kerusakan fisik dan kognitif mereka.”
Baca :Â Riau Terbanyak Sumbang Hotspot Hari Ini
Dia berkata, dalam catatan PBB hampir 10 juta anak usia 18 tahun melakukan aktivitas dan tinggal di daerah paling rawan terkena dampak Karhutla di Sumatera dan Kalimantan. Anak di usia ini sangat rentan karena kondisi imun mereka belum sempurna.
Sedangkan untuk anak yang masih berada dalam kandungan ibu kemudian terpapar kabut asap dari Karhutla selama waktu kehamilan berpotensi lahir dalam keadaan prematur. Menurut PBB, ini PR pemerintah yang harus segera terselesaikan agar tidak berlarut-larut. (bpc3)