BERTUAHPOS.COM — Henna atau mehndi, merupakan seni melukis tubuh menggunakan pasta alami dari daun Lawsonia inermis. Kalau di Indonesia, bagian tangan biasanya menjadi objek utamanya.
Lukisan ini sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu di kawasan Timur Tengah, India, dan Afrika Utara. Dulu, henna menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai ritual keagamaan, upacara pernikahan, dan perayaan budaya.
Kini, seni henna mengalami transformasi besar dan menjadi salah satu elemen penting dalam pernikahan modern. Terutama di kalangan calon pengantin muda.
Di Pekanbaru, seni henna semakin populer dan mengalami perkembangan gaya yang menarik. Fitri Alicia, seorang Henna Artist Profesional, kepada Bertuahpos menuturkan bahwa henna tidak lagi identik dengan desain tradisional yang rumit dan padat.
“Sekarang banyak pengantin yang minta desain minimalis, elegan, dan kadang dipadukan dengan sentuhan budaya lokal atau bahkan gaya kontemporer barat,” ujarnya Kamis, 8 Mei 2025 di Pekanbaru.
Fitri menjelaskan bahwa pergeseran selera ini mencerminkan kebutuhan calon pengantin untuk menampilkan sisi personal dalam pesta pernikahan mereka.
enna bukan hanya soal estetika, tetapi juga simbol keberuntungan, kebahagiaan, dan perlindungan—makna yang masih dijaga dalam konteks modern.
Bedanya, kini henna tampil lebih artistik dan menyesuaikan dengan tema serta busana pernikahan.
Motif yang digemari pun beragam, mulai dari pola floral, geometris, hingga kombinasi garis abstrak yang anggun. Tak hanya itu, variasi warna henna juga menjadi tren tersendiri.
Selain warna cokelat klasik, kini henna berwarna putih dan emas mulai banyak diminati karena memberikan kesan glamor dan cocok dipadukan dengan tone kulit apapun.
“Penggunaan henna sekarang lebih fleksibel. Tidak hanya di tangan, tapi juga bisa di kaki, lengan, bahkan punggung,” kata Fitri.
Dia menambahkan, beberapa pasangan juga memesan desain eksklusif berupa motif berpasangan—lukisan henna yang saling terhubung antara pengantin perempuan dan laki-laki sebagai bentuk simbol kebersamaan.
Proses pembuatan henna, menurut Fitri, memerlukan ketelatenan tinggi. Rata-rata dibutuhkan waktu 1 hingga 3 jam tergantung kompleksitas desain yang diminta.
Oleh karena itu, Fitri selalu menyarankan calon pengantin melakukan konsultasi terlebih dahulu agar hasil akhir benar-benar sesuai dengan ekspektasi.
Selain desain, kualitas bahan juga menjadi perhatian utama. “Saya hanya pakai henna alami. Lebih aman dan tidak menimbulkan alergi,” tegasnya.
Di era digital, henna juga menjadi bagian penting dalam dokumentasi visual pernikahan. Banyak pasangan yang memamerkan hasil lukisan hennanya di media sosial seperti Instagram, menjadikan henna bukan sekadar hiasan tubuh, tetapi bagian dari gaya hidup dan ekspresi diri.
Dengan segala keunikan dan fleksibilitasnya, henna telah menjelma menjadi elemen tak terpisahkan dari pernikahan modern. Ia tetap memegang akar budayanya yang kaya, sambil berinovasi sesuai perkembangan zaman dan selera masa kini.***
— Habibie