Warga di Negara Ini Percaya Dukun Bisa Tangani COVID-19

Share

BERTUAHPOS.COM — Tidak seperti di banyak negara di belahan dunia, di mana para tenaga medis dianggap sebagai pihak yang berperan aktif menangani pasien positif COVID-19. Di Haiti, warga mempercayai dukun mempun menyembuhkan wabah ini.

Dukun atau praktisi voodoo ikut terlibat dalam pengendalian virus Corona di sana. Kantor berita Reuters, melaporkan para dukun di Haiti kini sedang mempersiapkan ramuan khusus dan lokasi perawatan penderita virus Corona (COVID-19).

Warga setempat sangat percaya, dukun memiliki posisi signifikan sebab mereka adalah pertolongan pertama paling mudah ketika seseorang menderita penyakit, apalagi jika sakitnya misterius. Dalam situasi pandemi Corona, peran mereka dianggap semakin penting.

“Praktisi voodoo, terutama Houngan dan Mambo, memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan kesehatan warga Haiti. Mereka telah menerima kekuatan dan pengetahuan untuk menggelar praktik,” ujar salah satu Ati, Carl Henri Desmornes, Senin, 25 Mei 2020.

Reuters juga melaporkan, bahwa di Haiti, setidaknya ada 11 juta orang yang menjadi dukun dan menjalankan praktik voodoo. Profesi tersebut sudah ada sejak seabad yang lalu, dibawa oleh budak-budak yang bekerja untuk koloni Prancis. Mereka yang menjadi dukun di Haiti memiliki julukan Houngan (pria) atau Mambo (perempuan). Pemimpin mereka disebut sebagai Ati

Saat wabah Corona melanda di sana, dukun voodoo menjadi tujuan utama warga. Terutama mereka yang ketakutan. Sebab, pengobatan dan perawatan medis ala barat sangat mahal di Haiti. Di sisi lain, mereka sudah percaya dengan khasiat obat-obatan buatan dukun voodoo.

Mengutip tempo.co, Dukun voodoo di Haiti membuat berbagai ramuan untuk menangkal virus Corona. Ramuan itu dibuat dari bahan-bahan alami seperti daun teh, moringa, ekaliptus, jahe, serta madu. Fungsi utamanya lebih untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah tertular Corona.

Jika ramuan dirasa belum cukup, maka dukun voodoo juga bisa memberikan pelayanan doa kepada pasien. Doa diberikan di sebuah ruang penyembahan yang disebut sebagai Djevo. Satu Djevo bisa menampung kurang lebih 15 orang. Adapun para dukun berdoa kepada Loas (roh) di dalam Djevo mereka.

“Kami tinggal di negara yang sistem kesehatannya tak mampu merespon pandemi dengan cepat. Jadi, kami mengandalkan ramuan alami. Kuil saya bisa dianggap sebagai klinik,” ujar Mambo Lamercie Charles. (bpc3)