Internasional

Mendadak, AS Keluarkan Peringatan Keras ke China

Share

BERTUAHPOS.COM — Menteri Luar Negeri amerika serikat [AS], Antony Blinken memperingatkan China agar tidak menggunakan paksaan dan agresi. Hal ini disampaikan saat kunjungan luar negeri pertamanya, yang bertujuan untuk menggalang aliansi dari negara Asia untuk menghadang China.

Melansir Reuters, Selasa (16/3/2021) klaim teritorial China yang luas di Laut China Timur dan Selatan telah menjadi masalah prioritas dan memicu memanasnya hubungan China-AS dan masalah keamanan penting bagi Jepang.

“Kami tidak akan setuju atau menentang, jika perlu, ketika China menggunakan paksaan dan agresi untuk melanjalankan keinginannya,” kata Blinken, dikutip dari CNBC Indonesia.

Kunjungannya ke Tokyo bersama Menteri Pertahanan Lloyd Austin adalah kunjungan luar negeri pertama oleh anggota kabinet Presiden Joe Biden. Ini mengikuti pertemuan puncak para pemimpin kelompok Quad di Amerika Serikat, Jepang, Australia dan India minggu lalu.

Komentar Blinken muncul menjelang pertemuan di Alaska pada hari Kamis yang akan dipertemukan untuk pertama kalinya antara pejabat senior pemerintahan Biden dan pemerintah China untuk membahas hubungan yang renggang antara keduanya.

Amerika melancarkan mengkritik kepada China, menganggap negara tersebut berupaya menindas negara tetangganya. Sementara China menuduh AS menyebarkan ketegangan di Asia dan mencampuri urusan internal di kawasan itu.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan bersama Pemerintah Jepang, Blinken dan Austin mengatakan, “Perilaku China, yang tidak sejalan dengan tatanan internasional yang ada, menghadirkan tantangan politik, ekonomi, militer, dan teknologi kepada aliansi dan komunitas internasional”.

Kedua negara berkomitmen untuk menentang pemaksaan dan perilaku destabilisasi terhadap negara lain di kawasan yang merusak sistem internasional berbasis aturan. Pertemuan tersebut diadakan dalam format “2+2” dengan Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi dan Menteri Pertahanan Nobuo Kishi sebagai tuan rumah.

Sementara itu Korea Utara berada dalam fokus setelah Gedung Putih mengatakan Pyongyang telah menolak upaya dialog. Korea Utara balas mengatakan bahwa pemerintah Biden harus berhati-hati untuk tidak menimbulkan “bau tak sedap” jika ingin kedamaian.

Selanjutnya, Blinken menggarisbawahi pentingnya bekerja sama dengan Jepang dan Korea Selatan dalam denuklirisasi Korea Utara. “Kami tidak memiliki keuntungan strategis yang lebih besar dalam hal Korea Utara daripada aliansi ini. Kami mendekati tantangan itu sebagai aliansi dan kami harus melakukannya jika ingin efektif,” ujarnya.

Para menteri juga membahas “komitmen teguh” AS untuk membela Jepang dalam perselisihannya dengan China atas pulau-pulau kecil di Laut China Timur dan mengulangi penentangan mereka terhadap klaim maritim China yang melanggar hukum di Laut China Selatan.

Mereka juga berbagi keprihatinan atas perkembangan seperti undang-undang yang disahkan China pada Januari yang mengizinkan penjaga pantainya menembaki kapal asing. China telah mengirim kapal penjaga pantai untuk mengusir kapal penangkap ikan dari negara-negara yang memiliki sengketa di perairan regional, terkadang mengakibatkan tenggelamnya kapal tersebut.

Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi mengatakan masalah-masalah yang berhubungan dengan China mengambil sebagian besar pembicaraan dua arahnya dengan Blinken. Serta menyatakan penentangan kuat terhadap “upaya sepihak” untuk mengubah status quo di Laut China Timur dan Selatan.

Di Beijing, juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Li Jian mengatakan bahwa hubungan AS-Jepang “tidak boleh menargetkan atau merusak kepentingan pihak ketiga mana pun dan harus meningkatkan “perdamaian dan stabilitas di Asia-Pasifik”.

Kembali ke Blinken, dia menyatakan keprihatinannya atas upaya militer Myanmar untuk membatalkan hasil pemilu demokratis dan tindakan kerasnya terhadap pengunjuk rasa damai.

Dia juga menegaskan kembali komitmen AS terhadap hak asasi manusia. “China menggunakan paksaan dan agresi untuk secara sistematis mengikis otonomi di Hong Kong, melemahkan demokrasi di Taiwan, menyalahgunakan hak asasi manusia di Xinjiang dan Tibet,” katanya.

Kemudian, Motegi juga mengatakan Blinken memberi dukungannya selama pertemuan untuk pementasan Olimpiade Tokyo, yang dijadwalkan berlangsung dari 23 Juli hingga 8 Agustus setelah ditunda dari tahun lalu karena pandemi.

Tetapi Blinken terdengar tidak berkomitmen dalam sambutannya kepada diplomat AS yang berbasis di Tokyo. Blinken mengatakan Olimpiade musim panas melibatkan perencanaan untuk beberapa skenario berbeda.

Para pejabat AS mengakhiri kunjungan luar negerinya dengan melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Yoshihide Suga, yang akan mengunjungi Gedung Putih pada bulan April sebagai pemimpin asing pertama yang bertemu Biden. Keduanya akan meninggalkan Tokyo menuju Seoul pada Rabu untuk melakukan pembicaraan di ibu kota Korea Selatan hingga Kamis. (bpc2)