Berita

Hewan Ternak di Siak dan Inhil Dicurigai Terjangkit PMK

Share

BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Pemprov Riau mencurigai penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak mungkin sudah mewabah di Riau. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau telah turunkan tim ke Siak, Indragiri Hilir (Inhil) untuk mengambil sampel hewan ternak sapi yang dicurigai terserang PMK.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Herman mengatakan, kedua daerah tersebut dicurigai sudah terpapar PMK.

“Selain di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak ada kita curigai terdapat di Kabupaten Siak dan Inhil,” katanya di Pekanbaru.

Tapi, sejauh ini, Herman masih belum bisa memastikan hewan ternak di Siak dan Inhil positif PMK. Kepastian itu baru akan diketahui setelah hasil sampel tersebut dikeluarkan oleh Balai Veteriner Bukittinggi, Sumatera Barat.

“Jadi kita tunggu hasil pemeriksaan dari Balai Veteriner Bukittinggi yang membawahi 4 provinsi, seperti Riau, Jambi, Sumbar dan Kepulauan Riau. Mudah-mudahan hasilnya negatif,” tutupnya.

drh Dian Wahyu Harjanti, Ph.D, Dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro mengungkapkan, penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah penyakit infeksi virus (family Picornaviridae) yang bersifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku genap/belah (cloven-hoofed). 

Nama lain penyakit ini antara lain aphthae epizootica (AE), foot and mouth disease (FMD) . Virus PMK berukuran kecil (± 20 milimikron), tidak ber-amplop/ tanpa lapisan lemak dan memiliki capsid yang kuat sehingga virus ini sangat tahan terhadap desinfektan yang cara kerjanya melarutkan lemak. 

“Berdasarkan sifat dan struktur virus tersebut tidak semua jenis desinfektan peka terhadap virus ini, dimana pada saat ini Kementerian Pertanian RI bekerjasama dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) segera me-release SOP/ panduan pencegahan dan penanganan PMK termasuk jenis desinfektan yang direkomendasikan,” katanya seperti dilansir dari laman undip.ac.id.

Penyakit PMK ini tidak ditularkan ke manusia atau bukan penyakit zoonosis. Sehingga yang menjadi fokus pemerintah saat ini, jangan sampai penyakit ini menyebar antar-ternak yang peka, dan jangan sampai manusia menjadi perantara atau penyebar kepada hewan yang peka. 

Pada manusia sendiri, tidak menimbulkan penyakit, namun dampaknya adalah pada hewan peka.  Hewan yang peka terhadap PMK adalah sapi, kerbau, kambing, domba, rusa, babi, unta dan beberapa jenis hewan liar seperti bison, antelope, jerapah dan gajah. 

Penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah penyakit hewan menular yang paling penting dan paling ditakuti oleh semua negara di dunia. Penyakit ini dapat menyebar dengan sangat cepat dan mampu melampaui batas negara serta dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat tinggi. 

“Untuk kerugian ekonomi berupa kematian ternak dan tingginya angka kesakitan, adanya hambatan perdagangan, terganggunya industri turisme, operasional pemberantasan penyakit, serta gangguan terhadap aspek sosial budaya dan keresahan masyarakat,” tulis laman tersebut.

Dijelaskan, Indonesia pernah mengalami beberapa kejadian wabah PMK, mulai dari masuknya PMK ke Indonesia pada tahun 1887 di Malang, Jawa Timur yang selanjutnya menyebar ke berbagai daerah, sampai kejadian wabah terakhir di pulau Jawa pada tahun 1983 yang dimulai dari Jawa Timur.***