Berita

Aduh, Antrean Panjang Kendaraan Terjadi Hampir Seluruh SPBU di Pekanbaru Akibat Solar Langka

Share

BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Antrean panjang kendaraan terjadi dihampir seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Pekanbaru, akibat kelangkaan BBM biosolar.

Berdasarkan hasil pantauan Bertuahpos.com Rabu, 9 Maret 2022, antrean panjang kendaraan tak cuma terlihat di SPBU Jalan Durian dan Jalan sembilang saja. Di kawasan Tampan, pemandangan serupa juga terluhat.

Seperti di SPBU depan Pasar Selasa, dan SPBU di dekat Ramayana. Terlihat kendaraan roda empat mengantre untuk mendapatkan BBM jenis bio solar.

Di kawasan Marpoyan, pemandangan surupa juga terlihat. Di SPBU Marpoyan Damai antrean pengendara telah terjadi sejak Pukul 6 pagi tadi, bahkan hingga Pukul 15.47 jumlah kendaraan yang mengantre kian bertambah ke bahu jalan.

Selain di SPBU Marpoyan, antrean panjang kendaraan juga terjadi di SPBU di jalan SM Amin, dan SPBU pasar pagi Arengka.

“Dari tanggal 6 kemarin, niat mau isi bahan bakar untuk keluar kota,  sudah cari di mana-mana nggak dapat jugak, terpaksa batal berangkat jadinya” ujar Muhammad Irvansyah salah satu pengendara kepada Bertuahpos.com.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemprov Riau akan memanggil pihak PT Pertamina (Persero) terkait kelangkaan biosolar di Riau. Masalah kelangkaan ini telah menyebabkan antrean panjang di sejumlah tempat pengisian bahan bakar umum atau SPBU, di Pekanbaru.

“Iya, besok (Kamis, 10 Maret 2022) kita akan panggil orang Pertamina,” kata Kepala Dinas ESDM Provinsi Riau Evarevita saat dihubungi Bertuahpos.com, Rabu, 9 Maret 2022.

Dia mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima, penyebab kelangkaan biosolar di SPBU terjadi karena memang ada pengurangan kuota secara nasional. Antrean panjang di SPBU tidak hanya terjadi di Riau, tapi juga terjadi di provinsi lainnya.

Sejauh ini, kata dia, jika pihak SPBU melakukan penjualan biosolar subsidi melebihi kuota harian, maka pihak SPBU yang menanggung selisih bayar. Namun kendalanya saat ini belum ada formulasi yang tepat dalam penerapannya.

“Kalau kami lihat, masalah ini bukan semata-mata karena keterbatasa kuota biosolar yang dikurangi. Tapi juga penyalurannya di SPBU yang tidak tepat sasaran,” terangnya.

Eva menyebut, pihaknya akan memanggil pihak PT Pertamina untuk membahas masalah ini, termasuk merumuskan mekanisme penambahan kuota biosolar di Riau. Dia berharap masalah ini diselesaikan Pertamina sebelum masuk bulan Ramadan. (mg2)