BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau berupaya keras agar tahun 2017 ini Riau sudah ditetapkan sebagai Embarkasi Antara. Berbagai upaya sudah dilakukan. Sayang, masih ada satu syarat yang sulit terpenuhi tahun ini, yakni membangun tempat pemberangkatan dan kedatangan Jemaah Calon Haji (JCH). Sebab itu, baru pada 2018, Riau akan ditetapkan sebagai Embarkasi Antara.
Hal itu diungkapkan Gubernur Riau (Gubri) H Arsyadjuliandi Rachman saat berpidato pada acara pelantikan Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Suska II Pekanbaru, di Gedung Daerah pada Jum’at (14/04/2017) sore.
Ketua Umum PP IKA UIN Suska II Pekanbaru periode 2017-2022 adalah Drs. H. Tarmizi Tohor, MA yang juga menjabat sebagai salah seorang direktur di Kementerian Agama (Kemenag) RI. “Tadi saya sudah bicara dengan Pak Tarmizi. Saya yakin beliau juga akan membantu memperjuangkan agar Riau segara jadi Embarkasi Antara. Insyaallah 2018 Riau ditetapkan jadi Embarkasi Antara,” kata Gubri Andi.
Provinsi Riau dinilai sudah layak jadi Embarkasi Haji. Tidak saja karena jumlah JCH asal Riau setiap tahun cukup besar, yakni lebih kurang 5 ribu JCH, tapi juga dari sisi anggaran dan efisiensi waktu sangat menguntungkan. Puluhan miliar setiap tahun bisa dihemat jika JCH asal Riau menggunakan Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru sebagai embarkasi.
Pemprov Riau sudah lama menginginkan hal itu. Bahkan sejak Menteri Perhubungan dijabat oleh Ignasius Jonan.
Ada beberapa hal yang mesti dipenuhi agar Pekanbaru, Riau bisa jadi Embarkasi Haji. Pertama, landasan pacu (runway) Bandara SSK II minimal harus 2.600 meter agar pesawat berbadan besar untuk mengangkut JCH bisa mendarat. Saat ini runway Bandara SSK II sudah mencapai 2.600 meter tapi yang efektif dipakai baru 2.240 meter. Untuk itu, pihak Nav Air Bandara SSK II bersama PT Angkasa Pura (AP) II harus segera memindahkan Instrument Landing System (ILS) dari 2.240 meter ke 2.600 meter. Sampai saat ini, Pemprov Riau menunggu niat baik pihak Nav Air.
Kedua, jika ILS sudah dipindahkan, maka pihak PT AP II harus membangun tempat pesawat memutar (turning area). Diharapkan tahun ini, PT AP II bisa membangun turning area itu.
Ketiga, ketebalan runway minimal harus 72, sementara saat ini runway Bandara SSK II baru 62. Sesuai informasi, tahun ini PT AP II akan meningkatkan menjadi 68. Diharapkan, pada 2018 mendatang ketebalannya sudah mencapai 72.
Terakhir, Riau tentu harus memiliki asrama haji untuk tempat menginap para JCH. Terkait hal ini, Pemprov Riau sudah menghibahkan tanah kepada pihak Kemenag RI untuk dibangun asrama haji. Kemenag juga sudah berjanji segera membangun asrama haji ini dengan menggunakan dana dari APBN.
Sebelum menjadi Embarkasi Penuh, terlebih dulu Riau harus menjadi Embarkasi Antara, dimana para JCH asal Riau tidak perlu diinapkan lagi di Batam tapi tetap transit di Bandara Hang Nadim Batam. Jadi dari Bandara SSK II Pekanbaru diterbangkan menggunakan pesawat biasa ke Bandara Hang Nadim Batam, lalu dari Bandara Hang Nadim baru diterbangkan dengan pesawat yang lebih besar menuju Jeddah atau Madinah.
Sudah waktunya Riau menjadi embarkasi agar para JCH asal Riau mendapat banyak kemudahan. Saat ini ternyata masih banyak JCH asal Riau yang harus mengeluarkan dana ekstra karena harus menggunakan jalur laut menuju Batam, terutama JCH asal Riau pesisir seperti Bengkalis, Siak, Dumai dan lainnya. “Saya yakin keinginan ini segera terwujud,” tandas Gubri optimis.
Pelantikan IKA UIN Suska II Pekanbaru dilakukan langsung oleh Rektor UIN Prof Dr H Munzir Hitami dan disaksikan oleh Gubri Andi Rachman dan Sekdaprov Riau H Ahmad Hijazi. Ahmad Hijazi adalah juga Ketua Umum IKA Universitas Riau. (adv)
Â