BERTUAHPOS.COM — Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) semakin cemas dengan ancaman produk fesyen impor yang hampir 90% menguasai pasar digital di Tanah Air.
Menurut Wakil Ketua BPD API Provinsi Riau, Arniningsih, mendorong agar pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk penyelamatan terhadap sektor tekstil, khususnya di tingkat lokal, Riau.
“Produk impor di pasar digital itu semakin ngeri. Selama ini kami memang punya kekhawatiran yang sama terhadap pertumbuhan produk fesyen lokal. Kalau terus seperti ini, pastinya ini sebuah ancaman,” katanya di Pekanbaru belum lama ini.
Menurutnya, harga produk fesyen impor yang dijual di e-commerce cenderung tidak masuk akal. “Bahkan, kami masih menemukan pakaian harga Rp5.000 di salah satu e-commerce, barang dari China,” ujar Ningsih.
Menurut data Customer Trade Academy, setidaknya ada enam jenis produk impor yang sangat laku di pasar Indonesia, baik secara offline maupun online, seperti; otomotif, barang elektronik, fesyen, alat medis, dan obat-obatan.
Ini logis, karena Indonesia punya potensi pasar hingga 123 juta, dengan potensi perdagangan digital mencapai Rp11,2 triliun.
“Siapa yang tak tergiur,” kata Ningsih. Produk-produk fesyen di pasar digital itu seperti “gula”.
Sedangkan, China, Korea, dan Jepang paling lihai menangkap peluang ini, karena produk mereka terbilang cukup digemari oleh orang-orang Indonesia.
Masalahnya, jika masyarakat sudah kecanduan belanja, maka kualitas tak lagi berharga. Menurut Ningsih, ini salah satu tantangan besar yang dihadapi UMKM lokal.
“Tanpa inovasi, umur UMKM kita, seperti; tenun, batik dan desainer, tanpa inovasi, hanya tinggal menunggu waktu,” kata Ningsih.***