BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief mengatakan proses ketua umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Demokrat tidak ujug-ujug seperti Moeldoko.
AHY, kata Andi Arief, berproses sejak tahun 2016, dengan mengikuti pilkada DKI 2017.
Kemudian, AHY berkarir dan diberikan tugas Pemenangan Pemilu di Pilkada 2018 dan Pilkada 2019. Dikatakan Andi Arief, semua tugas itu adalah pengujian AHY sebagai kader, dan tidak ujug-ujug seperti Moeldoko.
“AHY masuk daftar ke Demokrat th 2016 saat Pilkada DKI. Karena Ibu Ani sakit dan AHY harus menjaga, Partai menugaskan padanya sekaligus menguji dalam tugas pemenangan Pilkada 2018 dan Kogasma saat Pileg 2019. Diuji dulu sebagai kader, tidak ujug-ujug. Ini beda dengan Pak Moeldoko,” tulis Andi Arief di akun twitternya, @AndiArief_ID.
Ditambahkan Andi Arief, AHY berbeda dengan Moeldoko yang tidak berkeringat. Pada pemilu 2019, AHY banyak turun ke daerah untuk menaikkan suara partai.
Menurut survei, Demokrat saat itu diperkirakan hanya akan meraih 4 sampai 5 persen suara secara nasional. Namun, ternyata 7,8 persen.
“Meski sulit, pileg 2019 Demokrat dapat 7,8 persen. AHY turun ke banyak dapil pemilihan naikkan suara Sebelum pileg semua lembaga survey sebut elektabilitas Demokrat kisaran 4 sampai 5 %. Darmijal, Pak @marzukialie_MA apalagi Moeldoko tak pernah mau tahu situasi partai saat itu,” tambahnya.
AHY kemudian naik sebagai wakil ketua umum pada 2019, menggantikan wakil ketua umum sebelumnya yang mengundurkan diri.
“Setelah Pileg 2019, AHY dalam perubahan susunan pengurus menjadi waketum Partai, Mengisi kekosongan jabatan wakil ketua umum karena mengundurkan diri. Susunan pengurus baru itu disetujui juga dg SK menteri Kumham. Jadi AHY beda lagi dg Moeldoko yg tak berkeringat di Demokrat,” pungkas Andi Arief. (bpc4)