BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Walikota Pekanbaru Firdaus akan maju sebagai Balon Gubernur Riau pada Pilgub Riau 2018 nanti. Peluang itu semakin terbuka setelah dia mendapatkan tiket berupa surat rekomendasi dari PAN.Â
Dalam beberapa catatan selama memimpin Kota Pekanbaru 2 periode, Firdaus punya catatan buruk dalam kinerjanya.
1. Dianggap gagal atasi masalah sampah.Â
Awal tahun 2017 Pemko Pekanbaru berpolitik dengan pihak perusahaan pengelola sampah. Tak ayal tumpukan sampah berserakan hampir di setiap sudut kota. Pihak pengelola menunggak pembayaran gaji kepada ‘pasukan kuning’. Petugas kebersihan mogok bekerja.Â
Kondisi Ibu Kota Provinsi Riau ketika itu kotor. Tumpukan sampah itu membuat masyarakat berang, karena sebagian besar dari mereka juga dipungut uang sampah. Masalah sampah sebenarnya masalah basi yang hingga kini belum bisa terselesaikan secara baik oleh Firdaus.Â
Ketika itu DPRD Kota Pekanbaru juga menyoroti masalah ini, terutama soal gaji tenaga harian lepas (THL) kebersihan yang ketika itu sudah menunggak dua bulan. Apalagi mendengar bahwa Sekretaris Daerah (Sekda) Pekanbaru, M Noer sengaja menahan gaji ‘pasukan kuning’ tersebut.
Awal masa kepemimpinan di periode kedua, masalah sampah juga mendapat sorotan dari DPD RI Insiawaty Ayus. Pemko Pekanbaru diberi rapor kuning soal pengelolaan sampah. Tahun 2017 Kota Pekanbaru gagal meraih Piala Adipura. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap kebersihan kota.Â
2. Firdaus dianggap gagal atasi masalah banjir.Â
Soal banjir di Kota Pekanbaru hingga kini masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Kondisi ini pasti dirasakan hampir seluruh masyarakat Kota Pekanbaru.
Hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota Provinsi Riau ini, walau hanya sekejap membuat sejumlah titik jalan raya dan rumah penduduk tergenang. Sejak dulu, Firdaus dianggap lemah dalam pemetaan tata ruang bangunan.Â
Sebenarnya, dalam mengatasi masalah ini, hanya soal keseriusan Firdaus dalam mengatasinya. Masalah banjir ini karena sebagian besar drenase tidak berfungsi. Namun tidak ada langkah konkrit yang dilakukan oleh Pemko Pekanbaru.Â
Pemko Pekanbaru belum mengambil langkah dalam upaya penyelesaian banjir. Bahkan di sejumlah daerah malah muncul titik-titik baru, dan menenggelamkan sejumlah rumah warga. Belakangan BPBD Kota Pekanbaru sendiri mencatat ada 545 rumah warga terendam air, dengan ketinggian 4 cm hingga 1 meter lebih.
Kedua perosalan tersebut begitu urgen bagi masyarakat, hingga Firdaus masih dianggap sebagai Walikota yang gagal. “Pak Firdaus sebaiknya menyelesaikan masalah banjir dan sampah dulu. Kalau selesai baru jadi Gubernur,” kata Safiq, seorang warga Pekanbaru.Â
Baca:Â Pengamat: Partai yang ‘Pungut’ Firdaus Pragmatis
Menurut Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Muhammadiyah Riau Jupendri MIKom, dengan segudang masalah itu, Firdaus dianggap belum layak untuk mengembangkan sayap ikut bertarung dalam pentas politik di Pilgub 2018 nanti. “Sebab jika itu dilakukan, sama saja dia melukai hati rakyat. Dia hanya ikuti syahwat politiknya saja,” Jupen.Â
Menurut penilaiannya, publik begitu mengesalkan keinginan Firdaus untuk maju dalam pencalonan Pilgub 2018. Sikap Firdaus yang terlalu ambisius sama saja menyakiti hati masyarakat Pekanbaru. Sebab masih banyak masalah kota belum bisa dia selesaikan.Â
“Ada banyak persoaoan-persoalan di periode pertamanya. Harusnya dia fokus menyelesaikan itu dulu. Setelah dia menjabat di periode kedua saja belum ada nampak aksi darinya untuk menyelesaikan masalah itu,” tambah Jupendri. (bpc3)