BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pemerintah berencana akan melakukan lelang kembali terhadap 2 blok di Riau, yakni Blok Selat Panjang dan Blok West Kampar. Blok-blok migas ini habis kontrak pada 2021 mendatang sama dengan Blok Rokan yang saat ini masih dikelola oleh PT. Chevron Pasifik Indonesia [CPI].
Pada 2018, Kementerian ESDM sudah membuka lelang kedua blok ini namun tidak ada pihak yang berminat. Sementara itu Pemprov Riau sendiri memilih untuk menahan diri dengan membiarkan proses lelang terus dibuka. Sebab beban kontrak yang ditawarkan pemerintah pada lelang pertama dan kedua kesepakatan setoran masih terlalu besar. Diduga hal ini pula yang membuat tidak ada perusahaan berminat untuk menggarap kedua blok migas tersebut.
“Ini bisnis migas, pengusaha belum tahu pasti seberapa besar potensi migas yang ada di ladang minyak tersebut, baik di Blok West Kampar dan Selat Panjang. Sementara kesepatan kontrak pihak swasta yang bersedia mengelola sudah ditentukan besaran hasil yang harus disetorkan ke negara,” ungkap Kepala Dinas ESDM Provinsi Riau, Indra Agus Lukman kepada bertuahpos.com, Kamus, 3 Januari 2019 di Pekanbaru.
Dia menambahkan, sikap Pemprov Riau menahan diri bukan berarti tidak berminat untuk mendorong BUMD sektor Migas mengambil peran dalam pengelolaan kedua blok migas tersebut. Namun pertimbangan kesepakatan hasil yang tinggi dengan kondisi SDM, teknologi dan peralatan belum mumpuni dikhawatirkan malah akan menyulitkan perusahaan.
Namun, kata Indra, dalam aturannya, setiap kali lelang dibuka tapi gagal, pemerintah akan menurunkan beban hasil. Artinya semakin sering dilelang semakin besar potensi beban hasil yang disetorkan ke pemerintah pusat akan turun. “Nah, nanti kalau sudah dapat angka yang pas, baru kami akan masuk,” ujar Indra.
Sebelumnya, Blok West Kampar dan Blok Selat Panjang akan kembali lelang pada tahun 2019 ini. Kedua blok yang terletak di daratan Riau itu masih dianggap menghasilkan potensi minyak walaupun sempat gagal pada lelang sebelumnya.
Wakil Jendral Migas, Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengatakan, selain kedua blok Migas tersebut, sebenarnya juga ada Blok Makassar Strait yang juga akan dilelang pada tahun 2019 ini. “Iya, 2019 lelangnya,” ungkap Djoko seperti dilansir dari laman katadata.co.id.
Dia menambahkan, kontrak Blok Selat Panjang habis bersamaan dengan habisnya kontrak Blok Rokan yang dikelola oleh PT. Chevron Pasifik Indonesia [CPI] yakni pada tahun 2021 mendatang. Blok Selat Panjang sudah pernah dilelang pada tahun 2018 namun tidak ada peminat.
Untuk Blok West Kampar yang letaknya berada di daratan Riau dan Sumut ini dilelang sebab operator lama PT. Sumatera Persada Enwrgi [SPE] pailit. Djoko menyebut, karena blok ini dianggap masih menyimpan cadangan Migas yang signifikan, pemerintah memutuskan harus ada pihak yang bersedia untuk mengelolanya. Oleh sebab itu lelang akan dibuka kembali. (bpc3)