BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Sepekan sejak diberitakan, reklame yang berdiri di atas trotoar dekat persimpangan Jalan Soekarno Hatta dengan Jalan Durian masih berdiri kokoh. Padahal Walikota Pekanbaru, Firdaus MT, sudah mengintruksikan agar dinas terkait segera menindaklanjuti pelanggaran tersebut.
Masih tidak dieksekusinya reklame-reklame tersebut memunculkan tanda tanya sejumlah pihak. Kepala Dinas Tata Ruang dan Bangunan (Distarubang) Pekanbaru, Mulyasman langsung membantah jika ada dari dinasnya yang melindungi reklame tersebut.
Mulyasman katakan jika memang ada oknum yang bermain bukan dari instansinya. “Begitu rapinya seperti ada yang mengkoordinir. Saya yakin tidak di sini (oknum). Kalau orang sini enggak, saya yakin enggak,” sebut Mulyasman.
Baca: Reklame di Atas Trotoar Tak Tersentuh, Kadispenda Curiga Ada Oknum
Ketika disebut pihaknya kebobolan dengan berdirinya reklame tersebut, Mulyasman membela diri. “Pengawasan jalan terus,” katanya. Hanya saja ukuran reklame jenis neon box tersebut berukuran di bawah 2×4 meter. Sedangkan pengurusan IMB ke Distarubang jika reklame berukuran di atas 2×4 meter.
Apalagi pihaknya sejak Januari 2016 belum mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Tentang penindakan reklame tersebut merupakan tupoksi Satpol PP Pekanbaru untuk melakukan tindakan.
Seperti diberitakan sebelumnya, persimpangan Jalan Soekarno Hatta dan Jalan Darma Bakti atau di persimpangan traffic light Jalan Durian juga berjejer 5 buah tiang reklame diduga ilegal. Kelima tiang reklame tersebut dilengkapi dengan lampu penerangan. Parahnya, reklame-reklame ini berdiri tepat di atas drainase yang berada di sisi trotoar.
Baca: Walikota Pekanbaru Minta Reklame Atas Trotoar di Potong
Hal tersebut bertentangan dengan Peraturan Walikota (Perwako) Nomor 24 Tahun 2013 tentang penyelenggaran reklame di Pekanbaru. Bahwa Penempatan Bangunan Reklame ayat 5 poin 1A disebutkan bahkan reklame harus ditempatkan di luar bahu jalan atau trotoar dengan jarak paling dekat satu meter dari tepi paling luar bahu jalan atau trotoar.
Penulis: Riki