BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU- Pekanbaru termasuk daerah endemis demam berdarah dengue (DBD). Kasus tertinggi berada di tahun 2016 dengan 873 kasus dengan 10 orang meninggal.
Sementara tahun 2014 paling sedikit hanya 209 kasus dengan 5 orang meninggal. Lalu meningkat tahun 2015 dengan 516 kasus dengan meninggal 5 meninggal. Sementara pekan ke 14 tahun 2017 sudah ada 205 kasus dengan 1 orang meninggal.
Hal tersebut diungkap Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru, Helda S Munir dalam sosialisasi program satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik). “Hasil pemetaan kita cenderung yang terkena banyak di luar rumah seperti sekolah, mal, kantor dan sebagainya. Ini yang perlu diperhatikan agar menggalakkan jaga kebersihan lingkungan,†sebutnya.
Dalam sosialisasi yang dihadiri Ketua Komisi III DPRD Pekanbaru, Nofrizal, dijelaskan pula tindakan fogging Bukan solusi DBD. “Karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, tidak berdampak pada telur,†katanya.
Baca: Tembus 225 Kasus, Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Penyebar Aedes Aegypti di Pekanbaru
Belum lagi fogging memiliki kadar racun tersendiri yang hanya bisa dilakukan oleh pihak kesehatan yang terlatih. “Tidak bisa sembarangan. Kalau tidak hati-hati akan berdampak pada kesehatan manusia dan membuat nyamuk jadi resisten atau kebal racun,†katanya.
Selain itu Helda sampaikan untuk tindakan nyata maka akan digalakkan satu rumah satu jumantik. “Jadi bisa saja anak atau orang tua yang jadi jumantik. Kita juga akan MoU dengan sekolah-sekolah. Namun tetap dilakukan pembimbingan terhadap jumantik,†jelasnya. (bpc2)