BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Aksi sweeping berbuntut kekerasan yang dilakukan beberapa supir taksi konvensional Rabu lalu, sangat disayangkan Toni Sihotang selaku pimpinan Riau Taxi.
Seperti yang diutarakannya kepada kru bertuahpos.com, Kamis (18/5/17), aksi sweeping kekerasan tersebut tidak ada dalam kesepakatan sebelumnya, yang disetujui oleh empat perusahaan taksi konvensional yang ada di Pekanbaru.
Pria yang sering dipanggil Toni ini menjelaskan, aksi sweeping terhadap taksi uber atau online hanya untuk menunjukkan kepada Dinas Perhubungan, bahwasanya taksi online ada di Pekanbaru.
“Saat rapat di Organda, awalnya kami bersama keempat (Riau Taxi, Blue Bird, Kopsi, Puskopau) perusahaan taksi konvensional yang ada di Pekanbaru sudah sepakat untuk melakukan aksi sweeping. Sweeping hanya berupa mengumpulkan taksi-taksi online, untuk memberikan bukti kepada Dinas Perhubungan bahwasanya mereka ada. Caranya? Kami sengaja memesan taksi online yang kemudian kami kumpulkan di satu titik,” jelas Toni Sihotang.
Menurut Toni, kericuhan terjadi diluar kesepakatan. Kericuhan terjadi sesaat setelah Kepala Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru mengumumkan bahwsanya Go Jek ilegal tidak mempunyai izin. “Saya sudah mencegah orang-orang saya. Jangan-jangan! Tapi seberapa kuat saya menahannya,” tutup Toni Sihotang.(Bpc9)