BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Saat ini Pemerintah Provinsi Riau tengah gencar-gencarnya memperkenalkan potensi wisata baik alam, budaya, religi, hingga belanja. Hal itu guna mendapatkan pendapatan daerah, setelah sejumlah daerah terkena rasionalisasi Dana Bagi Hasil (DBH) oleh pemerintah pusat.
Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Provinsi Riau, Dede Firmansyah, mendukung langkah pemerintah daerah tersebut. Hanya saja ada beberapa catatan yang perlu dibenahi Pemda sebelum memperkenalkan secara luas wisatanya.
“Yang utama itu infrastruktur. Saya ambil contoh seperti ke Candi Muara Takus itu jalannya rusak tidak mulus seperti di Siak. Saya pernah survei bawa rombongan pakai bus tidak bisa masuk, jalan terputus. Seharusnya infrastruktur itu dibenahi,” kata Dede.
Tidak hanya infrastruktur, Dede juga mengkritisi harga makanan di rumah-rumah makan khas melayu yang mahal. “Makanan melayu yang mahal sekali, duduk bawa rombongan bisa Rp 500 ribu hingga jutaan. Padahal orang travel budget untuk makan sekali itu Rp 25 ribu sampai Rp 60 ribu,” katanya Senin (18/04/2016).
Makanya kata Dede tidak heran kalau travel membawa wisatawan malah ke rumah makan Padang. Hal itu dikarenakan biaya makan tidak semahal makanan khas melayu.
Untuk itu, menurut Dede setidaknya perlu ada peran pemerintah memberikan penjelasan kepihak rumah makan untuk tidak memasang harga terlalu mahal. “Makanan khas seharusnya tidak semahal itu. Pemerintah harus punya apakah dalam bentuk perda (mengatur harga makanan khas),” sebut Dede.
Hal itu juga supaya pelancong bisa mencicipi makanan khas melayu tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam. Sehingga makanan khas melayu bisa terkenal di mana-mana.
Saat ini kata Dede, ada 168 perusahaan travel di Provinsi Riau. Dede percaya Riau berpotensi meningkatkan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata. “Karena potensinya memang ada, seperti Kampar itu potensial sekali,” katanya.
Tentunya perlu adanya sinergi antar kabupaten. Seperti adanya konsep Pekansikawan (Pekanbaru, Siak, Kampar, dan Pelalawan). Dimana masing-masing Pemda bersama-sama menyatukan persepsi untuk majukan wisata di Riau.
Penulis: Riki