BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Imbauan Menteri Perhubungan (Menhub) RI, Budi Karya soal penurunan harga tiket pesawat sepertinya hanya dianggap angin lalu oleh pihak maskapai. Pasalnya hingga saat ini harga tiket pesawat domestik masih melambung.
Hal ini diungkapkannya kepada wartawan saat ditemui di Kantor Presiden di Jakarta, seperti dilansir dari viva.co.id, Senin, 22 April 2019.
“Saya kemarin, sifatnya imbauan untuk menetapkan sub price. Tampaknya, imbauan itu tidak dipenuhi secara maksimal,” katanya.
Oleh sebab itu, kata Budi Karya, pihaknya akan mendiskusikan masalah ini dengan maskapai. Rencana pemanggilan itu sudah dia rencanakan dan diharapkan uapaya tatap muka tersebut nantinya bisa membuahkan hasil masksimal untuk penurunan harga tiket, terutama jelang lebaran nanti.
Dikatakannya, untuk sementara ini Kemenhub akan membuka dua kemungkinan. Yakni; menurunkan tarif batas atas untuk maskapai. Dan menetapkan sub price alias harga yang diupayakan mendekati tarif batas bawah. “Nanti akan dibahas mana yang legal dan memungkinkan untuk dilakukan,” kata dia.
Budi Karya menyebut, salah satu alasan mengapa harga tiket pesawat hingga kini belum turun, karena ada upaya bagi pebisnis penerbangan di Tanah Air untuk menyehatkan perusahaannya. Namun harga tiket pesawat saat ini hampir mendekati batas atas namun tidak melanggar Undang-Undang.
Dijelaskannya, sub price yang akan ditetapkan misalnya tarif paling atas rata-rata 80 persen. Untuk kelas middle atau menengah 65 persen dan paling bawah adalah 60 hingga 50 persen.Â
Dengan demikian, kata Budi, ruang harganya berkisar 50-55 persen. “Itu yang saya minta,” sambungnya. Sementara untuk saat ini harga tiket pesawat dipatok pihak maskapai pada rentang batas atas. Average 100 persen, 90 persen, 80 persen.Â
“Kita mau turunkan yang premium, misalnya 80 persen, di bawahnya 70 persen, di bawahnya lagi 60 persen, Ini harapan, ini umpama lah. Jadi, belum fix,” ujar dia.Â
Budi menegaskan, akan memanggil direktur utama masing-masing maskapai dalam negeri seperti Garuda Group hingga Lion Group. “Kalau enggak besok, Kamis,” tuturnya. (bpc3)