BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Ada banyak pengalaman mengerikan yang dialami oleh Manggala Agni Daerah Operasional (Daops) Siak. Mulai dari suara-suara menyeramkan pada saat proses pemadaman api di tengah hutan belantara ketika malam hari, hingga diganggu binatang buas.
Â
Pengalaman mengerikan juga pernah dialami oleh Kepala Daops Siak, Syailendra Djawar kepada bertuahpos.com. Sambil berbincang usai makan malam di salah satu rumah warga di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Sungai Apit, Siak, Riau, pada Rabu malam, 10 April 2019, Djawar berkisah bahwa dia pernah punya pengalaman tak biasa saat padamkan api.
Â
“Waktu itu sehabis madamkan api, saya dan anggota pulang ke rumah, tiba-tiba saya mimisan. Hidung keluar darah. Saya memang selalu mimisan sejak dulu, jadi tidak begitu heran,” ungkapnya.
Â
Namun semakin hari, darah mengucur dari hidungnya semakin sering. Bahkan hingga 3 sampai 4 kali dalam sehari. Dengan kondisi itu, Djawar sempat khawatir akan kesehatannya. Kemungkinan bisa saja karena faktor sering terpapar asap dan angin malam, sebab terlalu sering turun memadamkan api di lahan yang terbakar, hingga berpengaruh terhadap kesehatannya. Kondisi dengan hidung mimisan itu dia alami kurang lebih 4 hari.
Â
Dihari keempat itulah, setelah mandi dan berpakaian rapi sebelum ke basecamp, saat Djawar menyisir rambut di depan cermin, tiba-tiba hidungnya kembali mengeluarkan darah lumayan banyak. Setiap kali darah dibersihkan dengan handuk kecil selalu keluar lagi.
Â
Djawar kemudian memperhatikan hidungnya lebih dekat dari cermin. Dia kaget tatkala melihat ada sesuatu di lubang hidung sebelah kanannya.Â
Â
“Ekor pacet keluar sedikit. Saya kaget. Pas saya tarik enggak bisa, masuk ke dalam. Akhirnya saya tunggu (ekor pacet)Â keluar lagi. Saya sudah siap dengan handuk kering. Pas keluar langsung saya tarik,” ungkapnya.Â
Â
“Seketika itu bagian hidung dekat mulut sudah penuh dengan darah. Saya lihat pacetnya sudah sebesar kelingking saya. Ya, sudah 4 hari dia di dalam (hudung),” ujarnya sambil tertawa.
Â
Pacet adalah jenis binatang penghisap darah tak bertulang belakang. Pada tubuhnya terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel pada tubuh inangnya.Â
Â
Pada saat mengisap, pacet mengeluarkan zat penghilang rasa sakit dan mengeluarkan zat anti pembekuan darah sehingga darah korban tidak akan membeku.Â
Â
Setelah kenyang mengisap darah, pacet akan menjatuhkan dirinya. Bentuk tubuhnya pipih, warna kecokelatan, dan bersifat hemaprodit. (bpc3)